"Ketika Rasulullah melakukan Isra' dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha, diperlihatkanlah kepadanya beragam peristiwa." ujar khatib shalat Jum'at kemarin, pada sebuah masjid di bilangan Bogor, "Ada orang yang diberikan kepadanya dua mangkuk berisi daging."Â
"Mangkuk pertama berisi daging yang telah dimasak dan nikmat sekali rasanya. Aromanya menggoda dan pasti bergizi tinggi. Sedangkan satu yang lain berisi daging mentah yang telah busuk, penuh ulat dan belatung."Â
Saya mendengarkan dengan penuh minat, tidak mengantuk sama sekali. Tumben.Â
"Anehnya," khatib melanjutkan kisah itu, "orang ini bukannya memilih daging yang telah dimasak, malah melahap yang mentah dan busuk. Ia memakannya seperti orang kelaparan yang buta, nggak sadar bahwa yang ia makan adalah pilihan paling buruk."Â
Saya bergidik membayangkannya. Ngeri. Berdoa dalam hati, semoga saya tidak menjadi orang yang demikian.Â
"Rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril yang menemani perjalanannya: 'Ya Jibril, apakah yang terjadi dengan orang itu? Mengapa ia memilih daging yang busuk? Bukankah di depannya ada daging yang lebih baik?'"Â
"Jibril lalu menjelaskan: 'Itu adalah umatmu yang sudah menikah, punya pasangan yang halal di rumah, tapi malah memilih yang tidak halal. Lebih tertarik dengan orang lain dibandingkan kekasih halalnya.'"Â
Ya Tuhan...
Sampai pada titik ini, saya tertegun. Menyadari bahwa hal seperti ini, banyak terjadi di jaman sekarang.Â
Lihat saja tempat-tempat prostitusi, banyak lelaki hidung belang yang kesana. Melampiaskan nafsu semau-maunya. Padahal, boleh jadi mereka sudah beristri dan punya anak. Mereka lebih memilih daging busuk dibandingkan daging halal yang nikmat.Â
Atau, tidak perlu jauh-jauh ke tempat prostitusi, bahkan kejadian seperti ini juga kerap ada di lingkungan kita, bukan? Ada suami yang melakukan perselingkuhan dengan istri tetangganya, toh? Melakukan perbuatan setan dan malah bangga.Â