Mohon tunggu...
Bang Shod
Bang Shod Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Melakukan apa yang menimbulkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tenang Ini Hanya Dunia

18 Mei 2023   11:15 Diperbarui: 18 Mei 2023   11:36 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dunia bukanlah suatu tujuan dalam kehidupan ini, namun dunia hanya tempat membuktikan bahwa diri pantas untuk menerima surga atau neraka. Dalam kehidupan tidak ada yang kebetulan, semua telah diatur oleh Tuhan dan campur tangan manusia. kata imam hasan Al-basri, dunia ini seperti ular, terlalu mulus untuk dipegang tapi racunnya dapat mematikan, maka hati-hatilah dengan dunia. Cobalah untuk mengelus ular jika berani, namun realitanya banyak manusia yang takut untuk menyentuh ular karena racunnya dapat mematikan. Maka seharusnya seperti itulah sikap kita memandang dunia agar tidak sembrono untuk kepada dunia.

Dunia ini adalah janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggal mati suami nya, maksudnya banyak orang yang jatuh cinta pada dunia dan sekarang mereka sudah mati, maka dunia ini posisi nya seperti janda, dan orang yang sedang mencintai dunia itu sebenarnya sedang jatuh cinta kepada janda, karena sebelumnya sudah banyak yang jatuh cinta kepada dunia, dan orang-ornang tersebut sudah banyak yang jatuh cinta dan sekarang mereka sudah mati, dan itupun kamu senang nya setengah mati padahal kamu hanya mendapatkan bekas mereka. Jadi dunia itu adalah janda tua bungkuk yang sudah beberapa kali di tinggal mati suami nya,"beberapa kali" itu sudah begitu banyak mulai dari zaman nabi adam sampai detik ini. Jadi seperti itu imam Hasan Al- Basri memahami dunia.

Jadi dunia ini apa?

Baca juga: Nihilisme

Dunia adalah negri tempat beramal namun ada rumusnya, barang siapa yang bertemu dengan dunia dengan rasa benci dan zuhud ia akan berbahagia dan memperoleh faedah dari nya.

Jadi jangan jatuh cinta dengan dunia, zuhudlah dalam artian memamandan kecil, memandang tidak terlalu penting, maka dunia akan kamu dapati banyak manfaatnya. Kemudian dalam ucapan Imam Hasan Al-basri, dunia itu alat, maka jadikan dia alat untuk menuju tujuanmu, bukan sebaliknya yang menjadikan dirimu menjadi alat untuk dunia. Jadika dunia yang menjadi alat untuk dekat kepada Tuhan. namun barang siapa yang bertemu dunia dalam perasaaan rindu dan hatinya tertambat pada dunia, maka ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat di tanggungnya. Apapun yang bagus di dunia ini maka sikapilah dengan zuhud, anggaplah dia kecil dan tidak terlalu penting, karena jika benar-benar jatuh cint  dan rindu serta terbambat pada dunia, maka siaplah menerima resiko nya.

Harta jika terlalu sedikit membuatmu gelisah, dan terlalu banyak membuatmu bingung. Apalagi pasangan suami dan istri, terlalu jelek kamu stress terlalu cantik kamu khawatiran, dan begitupun dengan jabatan, pangkat, kedudukan, terlalu kamu terikat pada hal-hal itu maka siap-siaplah menanggung resiko nya.

Tidaklah gambaran kehidupan dunia ini seluruhnya dari awal sampai akhir kecuali seperti orang yang tidur, dia melihat dalam tidurnya apa yang ia senangi dan kemudian ia terbangun dan tersadar. Imam Al Ghozali mengumpamakan "jangan-jangan hidup kita ini seperti mimpi". Pasti kita tidak menerima perumpaman dan kenyataan jika dunia ini hanya mimpi, namun sama halnya ketika kita tidur lalu bermimpi, dalam mimpi layaknya apa yang terjadi di dalam mimpi terebut seperti nyata namun ketika terbangun maka akan tersadar bahwa hal tersebut hanya mimpi. Besok mungkin ketika meninggal,  dan ganti alam, kamu baru sadar bahwa dunia yang heboh kemarin itu rasanya seperti mimpi yang sebenarya sekarang namun itu hanya permainan. Kemudian Imam Abu Hasan Al-basri jauh sebelum nya sudah mengisaratkan dunia ini seperti orang tidur, begitu kamu bagun nanti kamu tau yang sejati dan seakan-akan ini sejati, suatu yang fana berapapun banyaknya tidak akan menyamai sesuatu yang baqo` berapapun sedikit nya. Waspadalah terhadap negri yang cepat datang dan pergi serta penuh tipuan.

Diantara perkataan tadi, untuk menunjukan bahwa dunia ini jangan terlalu diberati oleh hati. Karena dunia ini hanya tiga hari, hari kemaren yang sudah lewat, hari ini yang terjadi, dan hari besok yang belum pasti terjadi. Maka kesemptan kita yang pasti dimiliki hanya dua hari, maka dari itu jangan sampai membuang waktumu yang singkat ini. Dan pada intinya masa depan kita belum pasti dan masa lalu sudah tidak bisa diubah dan kita hanya menguasai masa kini. Maka nikmatilah  hidupmu sekarang, lakukanlah seuatu yang tidak membuat dirimu menyesal di detik yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun