Saya shodri MHD Nur, dari kelas BKI 4A, mereka sering memanggil saya dengan panggilan shod, mungkin sekian perkenalan sikat ini, lanjut pada isi dari sebuah curhatan, bagaimana saya bisa sampai di kampus IAI SYARIFUDDIN.
Paskah saya lulus dari SMA saya berpikir bahwa ingin melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi yaitu sekolah tinggi, saat itu saya mendaftarkan diri di salah satu kampus ternama di Jakarta, yaitu kampus Syarif Hidayatullah, dengan niat yang kuat dan Alhamdulillah di terima, namun sesaat setelah mendapatkan informasi, bahwa saya sudah diterima di universitas Syarif Hidayatullah, saya juga mendengar bahwasanya di Syarif selama satu tahun mahasiswa baru di haruskan tinggal di asrama (menurut pemahaman saya), tanpa pikir panjang saya pun lansung mengundurkan diri, kemudian lansung mendaftarkan diri di kampus di daerah Lumajang, yaitu Kampus Widya gama, dan Alhamdulillah setelah mengikuti tes dan membayar pendaftaran, akhirnya saya mendapatkan tempat duduk di jurusan manajemen.
Setelah beberapa hari di terima, saya pun bercerita kepada keluarga, bahwasanya saya sudah di terima di kampus Widya gama Lumajang. Namun tanggapan mereka kurang bagus terhadap kampus tersebut.
Setelah saat itu saya berniat untuk tidak kuliah dan ingin melanjutkan pekerjaan.
Mungkin takdir berkehendak lain, selang beberapa hari saya tidak berfikir tentang jenjang perkuliahan, tiba-tiba teman SMA saya mengajak untuk kuliah di Syarifuddin, dan saya pun bisa melanjutkan perkuliahan di Syarifuddin yang di anggap sebagai kampus ternama di daerah Lumajang, dan mendapatkan teman-teman baru, serta dosen-dosen yang memiliki potensi di bidangnya masing-masing.
Lumajang, 15 February 2023
Shodri MHD Nur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H