Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt.Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah rahmat dan ridho-Nya,  kita umat Islam telah menunaikan ibadah puasa Ramadhan  selama 30 hari penuh. Dan Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H, bertepatan pada hari Rabu 6 Juli 2016. Sudah barang tentu disambut dengan rasa suka cita dan bahagia, bagi umat yang merayakannya.
Sudah menjadi kebiasaan, dalam menyambut rasa suka cita dan bahagia di hari kemenangan ini, diaktualisasikan dengan hal-hal yang serba. Serba enak atau lezat, kalau itu berupa makanan dan lain sebagainya. Serba baru kalau itu berupa pakaian dan lain – lain.Â
Pemenuhan dengan hal – hal yang serba tadi, hakekatnya baru merupakan aktualisasi rasa suka cita dan bahagia bagi lahiriyah kita. Mari dengan jujur kita tanyakan kepada diri sendiri. Apakah rasa suka cita dan bahagia tadi, secara otomatis juga dirasakan oleh batiniyah atau Sang Suci atau Satriyo Piningit? Dalam uraian selanjutnya, hanya dengan sebutan Sang Suci. Â
Kalau jawabannya sudah, alhamdulillah berarti telah dapat berlaku adil kepada diri sendiri. Selanjutnya kita sebar luaskan melalui pengaktualisasiannya kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata sehari - hari. Demi terbangunnya generasi penerus, yang berakhlak mulia dan berbudi luhur.
Tetapi kalau jawabannya belum, berarti kita belum dapat berlaku adil kepada diri sendiri, apalagi kepada orang atau pihak lain. Mari sama - sama kita uji, apakah kita sudah dapat berlaku adil terhadap diri sendiri atau belum.
Makanan Sehat Menyehatkan. Manusia terdiri dari 2 unsur besar. Yaitu unsur nyata (lahiriyah) dan unsur gaib ( batiniyah ), bak 2 sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu untuk memahami perintah dan petunjuk Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaklah dikaji maknanya dari 2 sisi tadi. Demikian juga pengaktualisasiannya kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita sehari – hari.
Agar kesehatan tubuh kita prima,  hendaklah kita  pandai dalam memilih asupan yang akan dimakan. Tidak mentang – mentang dapat membeli, dalam merayakan hari kemenangan lalu meja dipenuhi dengan makanan yang serba enak / lezat. Surat Abasa ayat 24. maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sudahkah melaksanakan perintah dan petunjuk Tuhan ini dengan benar dan tepat?
Bagaimana melaksanakannya? Mari sama – sama mengajinya. Agar manusia mempunyai tubuh yang sehat, mari diberi asupan makanan yang akrab disebut dengan 4 sehat, 5 sempurna. Artinya, asupan tadi cukup karbohidrat, cukup protein, cukup lemak, cukup vitamin, disempurnakan dengan minum susu.
Tetapi kalau hanya itu yang dikerjakan, berarti kita belum dapat berlaku adil terhadap diri sendiri. Karena yang diberi asupan baru wadag atau lahiriyahnya saja, agar menjadi sehat dan bugar. Lalu batiniyah yang disebut Sang Suci, diberi asupan apa selama ini?
Bagaimana cara memberi asupan yang sehat dan menyehatkan, bagi Sang Suci? Asupan yang sehat dan menyehatkannya,  tidak  lain  adalah pengaktualisasian  perintah Allah dengan benar dan tepat. Sebagaimana diingatkan dalam firman Allah, antara lain surat Abasa,khususnyaayat 23. sekali – kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.Â
Caranya? Mari mulai saat ini dibiasakan atau dibudayakan, agar kita tetap dalam keadaan ingat ( Jawa=eling) secara terus menerus tanpa terputus ( mendirikan shalat ). Sehingga perbuatan yang sesungguhnya tertuju untuk kepentingan sang wadag, sekaligus juga tertuju untuk kepentingan Sang Suci.Â