Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kidung Pemut 4 J

1 Juni 2017   20:51 Diperbarui: 1 Juni 2017   23:25 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dietape kedua inilah manusia hidup, dalam periode main - main atau periode senda gurau. Yang penuh dengan berbagai ujian dan cobaan, dalam bentuk: tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita sehari – hari. Juga dalam bentuk: harta benda, anak, dan lain – lain kenikmatan yang serba menyilaukan atau serba bergemerlapan, bak fatamorgana. Sehingga dapat membuat orang lupa diri, lalu menyimpulkan bahwa di dunia inilah akhir dari kehidupan manusia.

Simpulan tersebut tidak mengandung kebenaran sama sekali. Karena hidup diatas dunia hanyalah bersifat sementara, dan merupakan periode penanaman benih perbuatan belaka. Hasil dari tanamannya, baru akan dipanen dan dinikmati oleh si penanam kelak di kehidupan yang sesungguhnya. Yaitu kehidupan diakherat kelak, yang merupakan negeri yang kekal. Sedangkan kehidupan dunia, hanya bersifat sementara. Surat Al Mu’min ayat 39 menyatakan : Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akherat itulah negeri yang kekal.  

Etape ketiga atau etape kematian, merupakan periode kematian yang caranyapun berbeda antara orang yang satu dengan yang lain. Ada yang meninggal, akibat musibah banjir. Bak banjir Katrina diteluk Meksiko AS yang terjadi 29 Agustus 2005, dan yang menewaskan ribuan orang. Ada pula yang meninggal, karena pesawat terbang yang ditumpangi mengalami musibah. Layaknya Pesawat Mandala Air Lines yang mengalami musibah didekat Bandar Udara Polonia Medan, 5 September 2005 yang menewaskan 143 orang.

Ada pula yang meninggal, karena sakit. Ada pula yang meninggal, dilapangan olah raga. Ada pula yang meninggal di tempat tidur, tanpa sakit. Ada pula yang meninggal, ditempat maksiat. Dan lain - lain cara meninggal, yang kesemuanya itu adalah merupakan rahasia Allah Swt. Tuhan Yang Maha Pencipta. Dari kejadian tersebut, merupakan kenyataan bahwa umur manusia diatas dunia ini tidak sama. Namun pada hakekatnya, semua manusia adalah camat alias calon mati.

Etape keempat atau etape kehidupan adalah merupakan periode terakhir. Pada periode ini, manusia dihidupkan kembali dan kembali kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Pada periode ini, yang bersangkutan menuai dan sekaligus menikmati hasil tanaman perbuatannya, selama hidup diatas dunia. Bagi manusia yang mendapat nilai baik, tentunya bagi orang yang berbuat baik, insya-Allah diganjar nikmat syurga dan tetap kekal didalamnya. Surat Al Baqarah ayat 82 menyatakan : Dan orang – orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni syurga; mereka kekal didalamnya.

Sedangkan bagi mereka yang mendapat nilai tidak baik, tentunya bagi orang – orang yang senang berbuat: jail, sirik, dengki, hasut, fitnah, onar dan lain-lain perbuatan jahat, juga akan diganjar yaitu berupa siksa neraka dan tetap kekal di dalamnya. Surat Al Baqarah ayat 39 menyatakan : Adapun orang – orang yang kafir dan mendustakan ayat – ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.

Mudah – mudahan dengan penjelasan tersebut sebelumnya, dapat menebalkan rasa iman atau percaya kita akan adanya hari kemudian. Dengan harapan dapat mengingatkan dan mengendalikan diri kita, manakala kita akan melakukan perbuatan, tingkah laku dan tutur kata sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun