Mohon tunggu...
Lucky Pratama
Lucky Pratama Mohon Tunggu... -

Harapan untuk Indonesia yg lebih baik tidak akan runtuh oleh pedang dan teriakan fanatik sekumpulan binatang yg memanfaatkan agama sebagai perisai kebodohannya. (JRX)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hening Ini Adalah Dusta

20 Agustus 2012   22:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:30 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kokok ayam berirama seperti alunan suling, dimana gundah berubah menjadi tawa. Embun pagi berada disudut-sudut jalan terdiam dalam kehampaan. Apakah ini semua akan menjadi abadi?

Tangisan para pendosa siap menerkam cahaya rindu di pagi hari, hening ini yang penuh akan dusta dan rekayasa. Mereka berharap semua luka bisa menjadi bahagia di suatu detik nanti. Satu detik nan penuh makna namun jujur. Yang mereka dapat lakukan hanya berdoa dan berharap. Lebih dari itu mereka tak mampu karena mereka tak punya kuasa.

Terpuruk adalah hal biasa, hari-hari mereka dikuasai oleh tangis dan air mata. Dimana debu menjadi teman disaat mereka berada disurga dan itu lebih baik ketimbang harus dineraka.

Semoga malam nan kelam bisa berubah menjadi pelangi teman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun