Kokok ayam berirama seperti alunan suling, dimana gundah berubah menjadi tawa. Embun pagi berada disudut-sudut jalan terdiam dalam kehampaan. Apakah ini semua akan menjadi abadi?
Tangisan para pendosa siap menerkam cahaya rindu di pagi hari, hening ini yang penuh akan dusta dan rekayasa. Mereka berharap semua luka bisa menjadi bahagia di suatu detik nanti. Satu detik nan penuh makna namun jujur. Yang mereka dapat lakukan hanya berdoa dan berharap. Lebih dari itu mereka tak mampu karena mereka tak punya kuasa.
Terpuruk adalah hal biasa, hari-hari mereka dikuasai oleh tangis dan air mata. Dimana debu menjadi teman disaat mereka berada disurga dan itu lebih baik ketimbang harus dineraka.
Semoga malam nan kelam bisa berubah menjadi pelangi teman!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H