Mohon tunggu...
Lucky Pratama
Lucky Pratama Mohon Tunggu... -

Harapan untuk Indonesia yg lebih baik tidak akan runtuh oleh pedang dan teriakan fanatik sekumpulan binatang yg memanfaatkan agama sebagai perisai kebodohannya. (JRX)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi

24 Agustus 2012   01:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kicau'an burung memecah kehinangan malam Suatu kehampaan berubah menjadi riuh yang tiada tara Suasana nan kelam Tak mampu menahan teriakan yang terdengar dari ujung menara - Embun mengering diantara dedaunan Debu bersandar di tepi jalan Matahari menjerit ingin keluar dari sesak nya kegelapan - Detik ini penuh akan suatu cita-cita Dia menjadi saksi bisu para pendosa Dia juga membangunkan seisi dunia - Dia hilang ketika dihantam temaram Namun ia akan kembali ketika fajar ingin mengeram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun