Rumput hijau Stadion Moch Sarengat, kabupaten Batang seolah merekam setiap jejak perjuangan PSD Demak. Di bawah terik matahari Minggu (2/2/2025), asa yang sempat menjulang kini bergoyang di tepi jurang. Persibat Batang, yang menyambut dengan dendam dari leg pertama, membalaskan kekalahan mereka dengan kemenangan tipis 3-2. Sebuah skor yang tidak hanya merenggut tiga angka dari genggaman 'Laskar Kalijaga', tetapi juga mengguncang kestabilan mereka di jalur perempat final.
Gol tuan rumah tercipta dari Johan (12'), Yogi (31'), dan Wawan (77'), sementara PSD mencoba memberi perlawanan lewat brace Husain (19', 67'). Namun, perjuangan mereka tak cukup untuk menghindarkan diri dari hasil pahit ini.
Dua kekalahan beruntun—sebelumnya takluk 0-1 dari Persab Brebes—mengubah peta persaingan. PSD yang beberapa waktu silam berdiri kokoh di puncak klasemen Grup A Liga 4 Jawa Tengah kini harus merelakan tahtanya kepada Persibat.Â
Dengan koleksi 16 poin, mereka masih bercokol di peringkat kedua, tetapi bayang-bayang ancaman begitu nyata, yang memiliki poin sama, hanya kalah dalam produktivitas gol dan siap menyalip kapan saja. Sementara di belakangnya, Slawi United dengan 15 poin mengintai, menanti momen untuk menggeser posisi mereka.
Namun, sepak bola bukan hanya tentang taktik dan statistik. Ini tentang nyali, tentang bagaimana sebuah tim merespons guncangan. PSD masih memiliki satu peluang terakhir—laga pamungkas melawan Slawi United pada Rabu (5/2) mendatang. Beruntung, duel ini akan digelar di hadapan publik sendiri, di mana gairah tribun bisa menjadi bahan bakar untuk kebangkitan.
Tidak ada pilihan selain bangkit. Jika ingin mengunci tiket perempat final, Heri Ivan mesti menuntun rekan setimnya keluar dari bayang-bayang keterpurukan dan menjadikan setiap detik di atas lapangan sebagai perlawanan terakhir. Menang berarti bertahan sebagai runner-up, sementara hasil imbang masih bisa membuka jalan melalui jalur peringkat ketiga terbaik. Ini bukan hanya soal strategi, tetapi juga keberanian. Mampukah PSD bangkit dari situasi ironis ini? Ataukah mereka harus merelakan impian yang sudah di depan mata?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI