Ahmad Dofiri, Wakapolri yang MAMPU: Bersinergi dengan Kapolri untuk Mengawal dan Mewujudkan Asta Cita Pemerintahan Prabowo

Di antara dinamika pergeseran politik dan keramaian di ruang publik, posisi Wakapolri kini beralih pada sosok yang berpengalaman dan berjiwa santri, Komjen Pol. Ahmad Dofiri. Seperti sinar fajar yang perlahan menerobos kabut, pelantikan ini seolah menuntun kita menatap babak baru dalam tubuh Polri.

Pengangkatan Dofiri sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) menggantikan Agus Andrianto, yang kini menjabat sebagai Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, menandai langkah strategis dalam penguatan kepemimpinan di institusi Polri. Lulusan Akpol terbaik tahun 1989, yang dikenal sebagai sosok polisi santri dengan jejak rekam tak terbantahkan, dipilih oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk membantu membawa Polri menuju Indonesia Emas 2045 melalui implementasi visi MAMPU (Mapan, Modern, Profesional, dan Punya Integritas). Di pundak Dofiri kini terpikul harapan besar agar ia mampu bersinergi dengan Kapolri, merumuskan kebijakan strategis, dan mengarahkan Polri dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Pengalaman dan Integritas Dofiri: Pilar Penting di Kepemimpinan Polri


Pengalaman panjang Ahmad Dofiri dalam institusi kepolisian bukan sekadar perjalanan karier, tetapi refleksi dari dedikasinya pada prinsip keadilan dan pelayanan masyarakat. Salah satu kiprah monumental dalam perjalanan karier Dofiri adalah keterlibatannya dalam penanganan kasus Ferdy Sambo, sebuah kasus yang mengejutkan masyarakat Indonesia dan menguji integritas institusi Polri.

Sebagai seorang perwira tinggi yang turut berperan dalam upaya membersihkan citra kepolisian dan menjaga transparansi penanganan kasus tersebut, mantan Kapolda DI Yogyakarta (2016)  menunjukkan dedikasi dalam mengutamakan kebenaran dan keadilan di atas kepentingan institusi. Penanganan kasus Ferdy Sambo adalah ujian berat bagi Dofiri, dan keberhasilannya menunjukkan keteguhan dan kapasitasnya dalam menjaga marwah kepolisian. Ketegasannya dalam menegakkan hukum dan melindungi integritas institusi menjadi bukti bahwa ia adalah sosok yang tepat untuk mengisi kursi Wakapolri. Dengan pengalaman ini, Dofiri tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang kuat, tetapi juga sebagai perwira yang memahami tantangan di lapangan dan mampu menjaga keseimbangan antara tuntutan institusi dengan kepentingan masyarakat luas.

Tantangan Kebijakan dan Program di Era Modern: Sinergi Kapolri-Wakapolri


Peran Wakapolri yang diemban Dofiri bukan sekadar posisi administratif, melainkan posisi strategis yang menentukan arah kebijakan dan operasional kepolisian ke depan. Dalam sinergi dengan Kapolri, ia diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif dalam menghadapi tantangan era modern.

Salah satu fokus kebijakan yang menjadi prioritas adalah upaya mempertahankan dan meningkatkan stabilitas keamanan nasional yang berkaitan erat dengan konsep human security atau keamanan manusia.

 Human security mencakup lebih dari sekadar keamanan fisik, melainkan juga menyentuh aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. 

Di tengah ancaman ketidakstabilan sosial, radikalisasi, dan terorisme, peran Polri dalam merespons berbagai bentuk ancaman ini memerlukan kebijakan yang adaptif dan terukur. Dofiri, yang dikenal memiliki kapasitas dalam manajemen operasional kepolisian, berperan penting dalam merancang langkah-langkah yang memastikan Polri tetap relevan dan responsif dalam menghadapi ancaman yang bersifat multidimensional. 

MAMPU sebagai Dasar Kepemimpinan yang Integratif
Visi MAMPU—Mapan, Modern, Profesional, dan Punya Integritas—yang digaungkan penulis untuk diterapkan di tubuh Polri bukan sekadar akronim, melainkan panduan nilai yang menjadi landasan strategis bagi kepemimpinan dan pelayanan publik yang berintegritas.

Mapan menggambarkan stabilitas dan kedalaman pengalaman yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dengan penuh kebijaksanaan. Sebagai Wakapolri, Dofiri membawa pengalaman dan keteguhan dalam mengatasi krisis yang telah teruji, seperti dalam kasus Ferdy Sambo, yang menuntut keberanian serta ketegasan dalam mengambil keputusan demi kepentingan institusi dan masyarakat.



Modernisasi dalam kepolisian juga menjadi komponen penting dalam menciptakan Polri yang adaptif terhadap perubahan zaman. Kabaintelkam Polri era 2021 tersebut diharapkan mampu mendampingi Kapolri dalam mendorong transformasi digital dan penggunaan teknologi dalam operasional kepolisian. Polri tidak hanya membutuhkan pemimpin yang mengerti perkembangan teknologi, tetapi juga yang mampu memanfaatkannya untuk mempercepat proses pengambilan keputusan, meningkatkan efisiensi pelayanan publik, dan meminimalisasi tindak kriminalitas dengan memanfaatkan sistem keamanan canggih.



Sementara itu, profesionalisme tidak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis, tetapi juga sikap etis dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Kepemimpinan yang profesional akan mampu merangkul seluruh elemen di kepolisian, memperkuat sinergi antara Kapolri dan Wakapolri, serta memastikan bahwa Polri selalu berada di garis depan dalam menjaga keamanan dan keadilan bangsa.