Separuh sudah perjalanan Ramadhan kita lewati. Semoga 15 hari pertama di Bulan Suci yang telah kita lewati kemarin tidak berjalan dengan sia – sia. Ada banyak kebaikan dan manfaat yang kita tebar, sehingga rahmat dan limpahan karunia dariNya selalu menaungi setiap langkah kita. Nah, menjelang berakhirnya Ramadhan biasanya masyarakat perkotaan sudah disibukkan dengan persiapan Mudik (Pulang ke kampung halaman). Apalagi yang sudah terima Tunjangan Hari Raya (THR) biasanya sudah mulai hitung – hitungan biaya mudiknya. Menyambung tips puasa hemat sebelumnya, kali ini saya akan berbagi tentang kiat mudik hemat. Mudik, bagi sebagian besar orang sudah menjadi kewajiban. Mudik yang asal katanya dari Mengudik (Pulang Kampung) ini, menjadi rutinitas tahunan yang hampir tak pernah saya lewatkan. Alhamdulillah sejauh ini, setiap tahun masih berkesempatan merayakan lebaran di kampung halaman yang tentu jauh lebih meriah dan semarak di bandingkan di Jadebotabek. Terlebih ada anggapan selama orang tua masih ada, rasanya “Haram” tidak mudik setiap tahun Persiapan mudik pun biasanya sudah jauh – jauh hari dilakukan. Banyak cara tapi pastinya pengeluaran untuk mudik diharapkan berasal dari pos pengeluaran tidak rutin seperti THR atau Tabungan. Yang pasti usahakan untuk tidak berhutang hanya karena ketika berada di kampung ingin terlihat lebih “gaya”. Banyak yang merasa mentang – mentang datang dari kota harus melengkapi diri dengan pakaian bagus, perhiasan mewah, bahkan ada yang rela menyewa mobil untuk dibawa ke kampung. Lalu bagaimana menyiasati biaya mudik yang bisa membengkak ?
- Pesan tiket jauh – jauh hari. Usahakan mencari tiket promo untuk pesawat. Atau jika naik kereta dan bis, bisa memesan tiket sebelum bulan ramadhan.
- Jika mudik melibatkan banyak orang, rasanya sewa kendaraan lebih efisien. Kalau ada keluarga atau tetangga yang satu arah, bisa diajak patungan untuk menyewa mobil. Tapi tetap usahakan sewa mobil yang satu arah saja. Menyewa full hanya akan menghabiskan banyak dana karena hitungannya harian.
- Oleh – oleh (baik untuk yang di kampung maupun tetangga di kota) juga tetap diperhitungkan. Tak perlu dipaksakan membawa segala macam rupa. Lebih baik utamakan kesehatan dan keselamatan. Untuk urusan keselamatan saat ini tersedia layanan asuransi baik dari lembaga asuransi maupun dari operator seluler yang memberikan perlindungan selama mudik. Tentu dengan biaya yang cukup ringan.
- Naik Sepeda Motor, murah namun kurang aman. Lebih baik utamakan keselamatan ya
:-)
- Jika perlu, melawan arus lebih disarankan. Apalagi jika keluarga di kota jumlahnya lebih banyak. Mengundang saudara di kampung untuk datang ke kota biasanya cukup efisien karena ongkos perjalanan melawan arus tidak terlalu mahal.
Sekian kiat mudik hemat dari saya. Mudah – mudahan bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H