Mohon tunggu...
Said Rahman
Said Rahman Mohon Tunggu... profesional -

Blogger Ganteng - Muda - Gaul | An Inspiring Teacher | Web Developer | Singer @nasyidtirta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sinetron Membunuh Guru

14 November 2012   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa dibilang Sinetron jadi menu wajib bagi stasiun TV di Indonesia. Hanya sedikit stasiun TV yang konsisten tidak menayangkan sinetron.Bahkan ada stasiun TV yang isinya sejak sore hari hingga tengah malam acaranya hanya sinetron saja.

[caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Say No to Sinetron"][/caption] Namun kualitas sinetron di Indonesia saat ini jauh dari kata baik. Hampir semua sinetron bercerita tentang kejahatan. Parahnya, lebih sering kejahatan - kejahatan tersebut mudah dilakukan dan menang. Berbeda dengan kebaikan yang diperankan dengan bodoh dan mudah diperdaya. Oleh karena itu, saya membatasi diri dari menonton sinetron. Pun begitu dengan adik - adik saya di rumah. Karena banyak dampak negatifnya saya selalu menyarankan anak didik saya di sekolah untuk tidak menonton sinetron.

Salah satu dampak negatif sinetron yang jelas kelihatan dan berpengaruh adalah pembunuhan karakter guru. Di banyak sinetron, guru diperankan jauh dari esensi pendidik. Guru hanya dijadikan pelengkap set sekolah.

Karakter guru yang diperankan juga bermacam macam dari guru yang 'Killer' sampai guru yang mudah 'dikerjai' oleh muridnya. Sebagian besar karakter-karakter tersebut tidak cukup baik. Bahkan beberapa diantaranya malah mencontohkan hal negatif seperti pemarah, keras kepala, dan sifat - sifat negatif lainnya. Selain itu, sinetron juga tidak menggambarkan hubungan interaksi siswa dan guru sebagaimana mestinya. Interaksi pendidikan yang seharusnya terjadi antara guru dan siswa digambarkan dengan sempit melalui ketegangan belajar di kelas serta minimnya rasa hormat siswa kepada guru. Akibatnya bisa kita lihat sekarang anak usia sekolah jarang sekali yang menghargai gurunya.

Begitu besar dampak negatifnya, saya pun menutup diri dari sinetron. Meskipun demikian, saya berharap suatu saat insan pertelevisian Indonesia mau menghentikan pembunuhan karakter guru ini dan menggantinya dengan tayangan - tayangan mendidik yang berguna bagi perkembangan anak - anak bangsa.

Sumber Gambar : Facebook.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun