Kematian bisa datang kapan saja, bahkan ketika kita sedang tertidur. Dengan mengingat kematian, jiwa kita senantiasa melakukan  amal kebjikan. Memanfaatkan jabatan yang kita miliki, harta kita, fisik dan pikiran kita semata-mata hanya untuk kemaslahatan orang banyak dan kepentingan agama. Sebab setiap agama mengajarkan hal-hal baik bagi setiap umatnya.Â
Mengingat kematian juga membuat kita senantiasa bersyukur sehingga membuat jiwa kita menjadi lebih tentram. Mengingat kematian membuat kita tetap rendah hati bukan malah merendahkan orang lain.Â
Mengingat kematian membuat kita merasa cukup atas apa yang kita miliki sehingga menghindarkan kita dari sifat ambisius. Juga, kematian sebagai pengingat bahwa tidak ada yang benar-benar abadi di dunia ini. Jika kita senantiasa mengingat kematian, niscaya jiwa dan psikologis kita senantiasa berada dalam ketenangan dan ketentraman hati.
Terdapat ungkapan Arab yang berbunyi," Segala sesuatu yang pasti akan terjadi, berarti dekat." Kematian adalah kepastian. Maka, mati adalah dekat. Bahkan, lebih dekat dari kemungkinan kamu jadi orang kaya atau jadi sarjana.
Sumber pustaka:
1. Al-Quran
2. dfunstation.com
3. islam.nu.or.id
4. Kitab Al-Maut dalam Pinterest
5. Mengatasi Kehilangan Akibat Kematian Orang Tua: Studi Fenomenologi Self-Healing Pada Remaja, 2021.
6. m.merdeka.com