Mohon tunggu...
Muhammad NabihRafi
Muhammad NabihRafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya manusia hobinya bernafas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Islam terhadap Media Sosial Era Sekarang

14 Oktober 2024   18:48 Diperbarui: 14 Oktober 2024   19:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi pada masa kini menyumbang kemudahan dalam penggunaan saluran Internet dan menjurus dalam bidang komunikasi seharian. Antara contoh aplikasi yang melibatkan komunikasi secara talian adalah seperti Facebook, Blog, Twitter, dan Whatsapp. Secara umumnya, penglibatan penggunaan media sosial pada masa kini ingin melihat apakah akibat yang berlaku terhadap proses komunikasi dan interaksi yang mampu mewujudkan kemudahan antara masyarakat. Tujuan kajian ini dijalankan untuk memantau peranan media sosial terhadap masyarakat yang sedang bergiat dalam menggunakan media sosial sebagai bahan berinteraksi dan komunikasi dalam seharian. Teori Penyelidikan ini juga penting untuk memberi panduan dalam menganalisis sejauh mana kepuasan masyarakat dalam penggunaan media sosial. Hasil kajian menunjukkan bahawa tujuan mereka menggunakan media sosial dalam bahagian interaksi untuk mengelakkan rasa kesunyian, mengeratkan hubungan antara sesama mereka, dan mencari hiburan dalam talian. Selain itu, terdapat implikasi yang baik dalam penggunaan media sosial terhadap masyarakat menurut Islam dan juga implikasi negatif yang mungkin membawa padah terhadap masyarakat kita pada masa kini.

Media sosial sebagai sarana kebaikan, Islam sangat mendorong penyebaran ilmu pengetahuan, kebaikan, dan ajaran yang bermanfaat. Media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk berdakwah, menyebarkan pesan moral, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda: "Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Dengan media sosial, seseorang dapat dengan mudah berbagi ayat-ayat Al-Qur'an, hadits, atau nasihat yang menginspirasi kepada khalayak luas. Selain itu, banyak platform media sosial yang digunakan untuk meningkatkan solidaritas sosial, seperti penggalangan dana untuk yang membutuhkan, penyebaran informasi tentang kegiatan sosial, atau penyampaian kabar baik. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong umatnya untuk saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama (QS. Al-Ma'idah: 2).

Media sosial juga dapat menyebarkan konten yang merusak moral, seperti pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, dan konten tidak etis lainnya. Islam dengan jelas melarang umatnya untuk mengonsumsi atau menyebarkan hal-hal yang dapat merusak akhlak dan moral. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (QS. Al-Isra': 32). Konten negatif ini sering kali hadir secara tidak sengaja di media sosial, dan tantangan bagi setiap Muslim adalah menjaga diri dari pengaruh buruk tersebut. Dalam hal ini, Islam mengajarkan pentingnya tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) dan muraqabah (kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi), sehingga umat Muslim diharapkan untuk menggunakan media sosial dengan penuh tanggung jawab.

Maka dari itu Islam mengajarkan bahwa komunikasi yang baik harus penuh dengan kelembutan, hikmah, dan sopan santun. Ini berlaku baik dalam komunikasi langsung maupun di dunia maya. Dalam Al-Qur'an (QS. An-Nisa: 86), Allah SWT mengajarkan untuk membalas salam dengan lebih baik atau minimal setara. Prinsip ini juga berlaku dalam interaksi di media sosial, yang menuntut penggunanya untuk selalu menjaga etika dan akhlak dalam berkomunikasi, menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat, serta berusaha untuk menciptakan suasana dialog yang konstruktif dan penuh penghormatan. Di era media sosial saat ini, di mana komentar negatif, ujaran kebencian, dan cyberbullying sering kali terjadi, Islam mengingatkan agar setiap individu menjaga lisannya (dalam konteks media sosial: jari-jarinya) dari hal-hal yang dapat menyakiti orang lain. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam" (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesimpulannya Pandangan Islam terhadap media sosial adalah bahwa ia merupakan alat yang sangat potensial, yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan atau sebaliknya. Selama digunakan dengan bijak, sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika Islam, media sosial dapat menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan, berdakwah, dan meningkatkan kualitas hubungan sosial. Namun, Islam juga menekankan pentingnya tanggung jawab dalam berkomunikasi, menyebarkan informasi yang benar, serta menjaga akhlak dalam setiap interaksi di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun