Mohon tunggu...
Agus Haris Purnama Alam
Agus Haris Purnama Alam Mohon Tunggu... profesional -

Pindah ke blog sehat, Kampung Pelangi: www.dumalana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koruptor dan Mafia Digantung! Bila Saya Jadi Presiden RI

17 Desember 2010   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12926637731716163756

"Koruptor dan Mafia digantung! bahkan mungkin sebagian diantaranya keluarga Saya sendiri!" itulah kata-kata Saya ketika berdiskusi sewaktu kuliah dulu. Seorang teman - yang kini menjadi aktivis lingkungan Green Peace dan tinggal di Australia, bertanya. "bagaimana bila Kamu jadi Presiden RI dan kita berseberangan, Gus?" Saya menjawab, "Kamu, akan saya gantung!" Ia pun langsung bereaksi, "Saya akan mendahului dengan melakukan pemberontakan." [caption id="attachment_78765" align="alignleft" width="300" caption="Foto: google.com"][/caption] Saya teringat ketika menjadi aktivis sewaktu kuliah. Seperti biasanya para aktivis teman saya juga berbeda aliran pemikiran dan ideologi ada yang "berbau kiri" ada pula "berbau kanan" bahkan ada yang "kiri abis" dan "kanan abis." Berbagai kepentingan muncul dan itulah yang diperjuangkan masing-masing. Perjuangan mereka sangat berat, ditangkap BAKORSTANAS dan diantaranya ada pula yang diculik "Tim Mawar" KOPASUS (kini ia telah bermasyarakat kembali). Kini mereka yang tekun bergelut dengan dunia aktivis akhirnya diantara kawan-kawan Saya tersebut masuk partai dan beberapa diantaranya duduk di DPR-RI. "Tidak ada Kawan dan Lawan Abadi, yang ada hanyalah kepentingan Abadi" Itulah kata Dosen Ilmu Politik saat itu. Bila Saya Jadi Presiden? Sementara itu seiring dengan pengalaman Saya dan pemahaman untuk selalu berpihak pada kebaikan dan yang membaikkan telah terbukti, bahwa 'mengatakan dan melakukan kebenaran dan kebaikan itu banyak musuhnya.' Ini juga sering dialami Saya bahkan mungkin Anda ketika punya atasan yang tidak ingin mendengar kebaikan. Para Bos sering lebih suka dengan jawaban-jawaban kita yang "ABS". "Abang terlalu terbuka menyampaikan pendapat!" demikian kata Istri Saya suatu saat di bulan Ramadhan tahun lalu. Pendapat istri Saya benar. Dua kali saya bekerja di perusahaan Swasta dengan situasi penuh manipulasi. Akhirnya Saya lebih memilih Resign dan mendirikan perusahaan sendiri dengan konsepsi "Ekonomi Berjamaah". Keuntungan perusahaan harus dapat dinikmati seluruh pelaku bisnis: Stake-Holder, Manajemen dan Karyawan bahkan lingkungan (CSR). "Papa, Aku ingin deh Papa jadi presiden seperi SBY!" kata anak saya suatu saat sepulang sekolah. "Tidak nak!" jawab Saya. "Karena kalau Papa menjadi Presiden RI, maka Saudaramu dan familimu akan berkurang, karena digantung oleh papa dan Papamu ini tidak akan hidup lama" Jawab Saya sambil mencium kening anak Saya. "Kenapa Papa tidak hidup lama?" susul anak Saya. "Karena papamu mungkin akan ditembak mati oleh mereka-mereka yang lebih menjunjung tinggi keburukan daripada kebaikan." "Jadi....  belajarlah yang  tekun dan jadilah orang cerdas! Pelajari Agama tidak mesti terlalu dalam tetapi Kamu mampu menerapkan-nya semua yang Kamu pahami dengan baik!" Itulah pepatah penutup pembicaraan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun