Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menarik Hikmah dari Kasus Annas Maamun

2 Oktober 2014   04:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Annas Maamun Ditangkap KPK

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Annas Maamun Ditangkap KPK"][/caption]

Dalam acara ILC di TV One malam lalu, pembicara Syarwan Hamid, mantan Mendagri, mengatakan bahwa ia adalah salah satu pendukung pencalonan Annas Maamun untuk menjadi Gubernur Riau.

Syarwan mengakui, bahwa saat pencalonan itu, ia sudah melihat tanda-tanda yang kurang baik dalam diri Annas Maamun. Kalau sedang marah, Annas terlalu eksplisit, terkadang suka mencarut (bicara kotor), dan Annas juga dituduh mendirikan dinasti di Riau.

Sejatinya Syarwan mengaku, saat itu ia berharap agar kekurangan-kekurangan itu dapat dihilangkan. Syarwan juga mengatakan bahwa ia sudah berpesan secara khusus kepada Annas Maamun agar mau memperbaiki diri.

Namun apa lacur, bukannya memperbaiki diri dan membaguskan perilaku, Annas Maamun alias Atuk (72 tahun) malah dicokok KPK karena dianggap melakukan tipikor.

Dari kasus Gubernur Riau ini,kita bisa menarik sebuah himah, bahwa pepatah orang tua kita dulu, yang berbunyi “Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”, adalah benar dan masih berlaku.

Seharusnya Syarwan Hamid, mantan jenderal bintang tiga ini, mau mendengar nasehat dan petuah orang tua kita dulu, agar tak menyesal belakangan hari. Menyesal karena sudah mendukung dan memilih orang yang salah.

Begitu juga dengan kita, seyogyanya janganlah memilih kembali calon pemimpin yang sudah tercemar namanya. Tak peduli seberapa hebat ia berorasi, seberapa bagus program dan visi misinya, atau seberapa banyak ia menaburkan uang.

Orang yang sudah melakukan kesalahan tapi tak mendapatkan hukuman yang setimpal, cenderung akan melakukan kesalahan yang lebih besar lagi.

Sekali lancung ke ujian, seumur hidup janganlah ia dipilih menjadi pemimpin. Agar badai yang dialami Bumi Lancang Kuning, tak kembali kita alami.

Foto : http://img.okeinfo.net/content/2014/09/26/340/1045063/ENfGO3cYPD.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun