Nilai konservasi alam dan lingkungan dari tanaman aren juga tak kurang penting. Pohon aren dapat menjadi pencegah erosi, penyimpan air dan penghasil oksigen yang sangat vital buat kehidupan manusia dan hewan.
Nyatalah kini, pohon aren yang dulunya hanya tersebar oleh jasa baik hewan musang, lewat pencernaannya, kini sudah mendapat perhatian yang khusus dari para ahli botani sekelas para profesor. Penanaman aren juga sudah mulai meluas di pelosok kepulauan Nusantara.
Selain para ahli pertanian, pihak Pemda juga sudah mulai banyak yang tertarik untuk mengembangkan tanaman aren di daerahnya.Mereka berminat untuk menjadikan aren sebagai komoditi unggulan  di negeri masing-masing. Aren memang diproyeksikan akan menjadi primadona baru di dunia pertanian dan perkebunan nasional.
Betapa tidak, dalam satu periode tanam selama lima belas tahun saja, tanaman aren akan memberikan hasil lima sampai tujuh kali lebih banyak dari pada penanaman kelapa sawit atau karet. Harga produk-produk turunan aren dikenal tidak pernah mengalami penurunan. Sebagai contoh, kita sebut saja gula aren. Harganya saat ini berkisar antara Rp.18.000-Rp.25.000/kilogram. Sementara harga gula semut lebih mahal lagi.
Saat petani sawit dan karet menjerit pilu karena harga tbs dan karet jatuh ke dasar jurang, petani aren siul-siul sambil memasak nira di pondok kecil belakang rumahnya.
Â
foto : akun Facebook Benson Kaban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H