Selama tiga setengah tahun menjadi kompasianer, jarang sekali saya memberi masukan apalagi mengkritik admin Kompasiana. Sebab saya tahu, sumber daya manusia Kompasiana yang jumlahnya terbatas, membuat Kompasiana terkadang mengalami ganguan. Belum lagi bila dikaitkan dengan masalah daya dukung pendanaan.
Namun kali ini, saya ingin sedikit mendorong rekan admin agar lebih berusaha lagi, demi makin nyaman dan amannya tayangan Kompasiana.
Pada pukul 00.12 WIB, halaman depan Kompasiana terlihat seperti gambar di bawah ini :
Ada sembilan tulisan yang berjudul sama bertengger nyaris berurutan. Biasanya ini terjadi karena pengirim tulisan mengirim ulang tulisannya dalam rentang waktu yang rapat. Sebabnya adalah karena pengiriman dinyatakan gagal, tapi sebenarnya sudah terkirim. Biasanya, ini terjadi ketika kecepatan jaringan internet yang dipakai pengirim tulisan, sedang melambat.
Karena itu, sebagai antisipasinya, bila kompasianer mengirim tulisan dan dinyatakan gagal, jangan buru-buru kirim ulang. Lebih baik periksa terlebih dahulu dashboard kita, atau langsung ke halaman depan Kompasiana. Seringkali pernyataan gagal itu adalah palsu atau bertolak belakang dengan kenyataan.
Antisipasi kedua, admin harus memantau halaman depan secara terus-menerus. Jika ditemukan tulisan terkirim ganda, admin harus langsung menghapus semua tulisan itu kecuali yang pertama.
Satu masukan lagi buat rekan admin.
Hati-hati terhadap tulisan yang mengupas tentang dunia hacker. Jika ada tulisan yang berisi ejekan atau hinaan terhadap aktifitas hacker, sebaiknya segera hapus saja, demi keamanan.
Sistim keamanan situs Kompasiana ini terbilang masih cukup rapuh, terbukti dari banyaknya ‘kutu’ yang ditemukan. Jika sampai diserang oleh pasukan komunitas
hacker, maka bukan tidak mungkin Kompasiana akan lumpuh selama berbulan-bulan.
Belajar dari kasus bekunya Kaskus selama tiga bulan akibat dihack salah satu komunitas hacker, maka ada baiknya admin berjaga-jaga.
Ingat, saat itu pakar-pakar IT sewaan Kaskus tak mampu memulihkan Kaskus. Masalah selesai ketika dilakukan islah antar kelompok. Jika saja para petinggi Kaskus tidak datang dan minta maaf, buka tidak mungkin Kaskus sudah tinggal nama, atau terpaksa ganti alamat rumah.
Demikian sedikit masukan dari saya, mohon maaf bila ada yang kurang berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H