[caption id="attachment_342022" align="aligncenter" width="300" caption="Gimana brosis, gambarnya kelihatan apa enggak?"][/caption]
Indonesia, adalah sebuah negeri kaya raya. Buminya subur, di dalamnya penuh pula dengan kandungan bernilai tingi. Lautnya sungguh luas, dengan potensi hasil yang luar biasa besarnya, bila diolah dan dimanfaatkan dengan tepat.
Namun sayang, masih banyak sekali rakyatnya yang hidup melarat, sakit syaraf dan terpinggirkan. Ibarat pepatah, tikus mati di dalam lumbung. Ayam kelaparan di atas padi.
Penyakit korupsi para pejabat pemerintahan Indonesia, generasi demi generasi, adalah penyebab utamanya. Ditambah dengan berlakunya sistim politik demokrasi yang liberal kapitalis fasis, makin lengkaplah sudah musabab para pejabat itu untuk ‘terpaksa’ korupsi. Membudayalah istilah korupsi berjamaah, putuslah urat malu dan matilah rasa kemanusiaan. Para koruptor tak lagi segan-segan hidup penuh kemewahan, menari-nari di atas penderitaan si jelata sial, yang setiap hari harus mengais dunia hanya demi sesuap nasi pengganjal perut.
Para penegak hukum juga tak dapat diharapkan banyak. Sebagian dari mereka justru menjadi pelakunya. Mulai dari polisi, jaksa, hakim, pengacara, sampai panitera, sudah banyak yang masuk bui lantaran ketahuan korupsi. Yang tak ketahuan tentu lebih banyak lagi, mengacu kepada teori gunung es.
Mengapa para pejabat itu berani melakukan korupsi? Selain akibat penegakan hukum yang timpang, penyebab lainnya adalah karena tidak adanya suri tauladan yang baik dari sang pemimpin utama.
Sepanjang sejarah, para pemimpin utama kita kebanyakan punya hobby yang tak berpihak kepada nasib rakyat. Ada yang maniak revolusi atau suka berperang, ada yang hobbinya mendirikan berbagai yayasan pendulang uang, ada yang kemaruk pelesiran ke luar negeri, ada yang rajin menjual asset bangsa, dan ada juga yang gagal memimpin ‘rumah sendiri’, hingga banyak anak buahnya yang ditangkapi oleh KPK.
***
Kini, bangsa Indonesia sedang menghadapi sebuah perhelatan besar. Memilih seorang pemimpin tertingginya. Pemimpin yang akan menentukan arah perjalanan Negara, menakhodai perahu masa depan anak cucu ibu pertiwi.
Ada dua putra terbaik bangsa yang berhasil maju sebagai kandidat. Salah satunya adalah Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Beliau adalah seorang mantan Jenderal. Sementara ayahnya adalah seorang begawan ekonomi Indonesia di masa lalu.
Prabowo Subianto dikenal sebagai pribadi yang tegas, berani, pintar, bermartabat tinggi, dan tak kenal lelah berjuang, demi  mewujudkan cita-cita luhurnya buat bangsa Indonesia. Wibawa dan kharisma yang  terpancar dari aura sosoknya, membuat bangga segenap putra-putri bangsa Indonesia, jika kelak ia terpilih menjadi pemimpin.