[caption id="" align="alignnone" width="190" caption="Awas kesetrum!"][/caption]
Sebagai seorang mantan tukang memperbaiki alat-alat yang menggunakan listrik, sudah tak terhitung lagi sudah berapa kali aku pernah tersengat listrik. Mungkin sudah lebih dari 100 kali. Mulai yang berkadar ringan, sampai yang nyaris merenggut jiwa.
Zaman dulu, tahun 80-an dan 90-an, pesawat tv mesinnya masih terbilang kuno. Begitu kita membuka tutup belakangnya, tampaklah rangkaian mesin yang memenuhi pandangan mata. Di atas, bawah, kiri dan kanan, semua ruang dijejali dengan PCB yang berisi komponen pendukung. Semuanya “nyetrum”. Tak terkecuali bagian heat sink alias peredam panas, yang berupa lempengan lebar dari bahan aluminium. Semuanya “nyetrum”!
Karena itu, kami dulu harus ektra hati-hati saat memperbaiki alat elektronik yang masuk. Apalagi saat harus memakai slow starter berupa lampu pijar 200 watt. Fungsinya untuk mencegah rusaknya komponen transistor yang baru diganti, jika ada hubungan singkat di bagian depan.
Aku pernah tiga kali kesetrum listrik sampai nyaris mati. Yang pertama kesetrum arus out put trafo fly back pesawat tv. Rasanya, semriwiiing ! Anda tahu berapa voltasenya? Sekitar 8.000 s.d 10.000 volt!
Yang kedua, kesetrum arus semi DC voltase tinggi. Arus DC ini berasal dari alat pengecas batre mobil. Efeknya, bikin IQ ku yang 142 melorot sampai nyaris nol! Hehehe…
Yang ketiga, semoga yang terakhir, kesetrum arus PLN saat memperbaiki mesin cuci di kamar mandi. Lantai kamar mandi yang basah dan keadaanku yang tak pakai alas kaki, membuat aku serasa melihat petir besar yang begitu dekat.
Kasus yang ketiga ini rasanya adalah yang paling dahsyat. Begitui dahsyatnya, hingga sampai saat aku menulis tulisan ini pun, efek sakitnya masih terasa.
Saat sudah dan sedang kesetrum itu, urutan hal yang ada dipikiranku begini :mula-mula aku berteriak sekerasnya, “Allahu Akbar!”, lalu aku berkata dalam hati “Wah, mati kali ini”,kemudian ada perasaan menyesal mengapa tadi tak mematikan saklar ohm dulu. Lamanya hal itu terjadi sekitar 2-3 detik.
Kemudian aku terlonjak lalu jatuh terjengkang ke belakang. Punggung dan kepala belakangku pun tak ayal membentur lantai keramik licin itu sekerasnya. Dalam keadaan sekarat itu, aku mengeluh dalam hati “Wah, kayaknya gak jadi dapat janda itu nih…”.
Untungnya, jatuhnya aku tadi membuat kabel telanjang yang kupegang tadi jadi terlepas. Dan nyawaku selamat.
Nah, sekarang kita ajukan pertanyaan. Mengapa banyak orang yang pertama kali kesetrum lalu langsung mati?
Jawabannya ada banyak. Misalnya besaran arus, kuat arus, tinggi arus, kebasahan tubuh, kesehatan, tingkat reflek, tak ada penolong, ada penolong tapi malah ikut mati, dan : kehendak Tuhan.
Di sini kita akan bahas tentang gerak reflek saja. Bagaimana reflek sudah sering menyelamatkan aku ketika tersengat listrik.
Kesetrum listrik itu membuat orang merasa seperti tersengat sesuatu, menggetarkan sekujur tubuh, menghilangkan kemampuan bereaksi secara sengaja, sakit dan terkejut.
Pikiran masih bisa jalan, tetapi mau bereaksi tak bisa.
Ada orang bilang bahwa kabel listrik itu akan lengket ke tubuh yang menyentuhnya. Hal ini tak benar. Yang terjadi adalah : orang terpegang kabel listrik, tetapi gerak refleknya dan akibat keterkejutannya itu malah membuat ia memperkuat pegangannya.
Ada juga orang yang memegang kabel telanjang berarus, kesetrum,mengibas-ngibaskan tangannya, namun kabel tak juga lepas. Apa sebab? Karena ia secara reflek mengibaskan tangannya tetapi tak reflek melepaskan pegangannya pada kabel itu.
Ada juga orang yang kesetrum dan refleknya tak bekerja sama sekali. Orang model beginilah yang biasanya langsung menghadap Tuhan karena kesetrum untuk pertama kalinya.
Untungnya, lagi, aku termasuk orang yang refleknya sering positif. Keterkejutan karena tersengat listrik membuat aku reflek melepaskan atau menjauhi penyebab kesetrum itu.
Nah, sekarang, bagaimana cara mencegah kesetrum?
1.Pasang alat anti kesetrum di rumah. Alat ini sudah banyak dijual di pasaran. Kalau ada yang kesetrum, alat ini akan langsung memutus arus. Kecepatan reaksi alat ini menurut pengalaman : sekitar 0,5 detik. (suer, waktu itu aku yang kesetrum). Alat ini juga sangat berguna jika ada korsleting listrik.
2.Matikan arus PLN yang masuk ke rumah sebelum memperbaiki jaringan listrik rumah. Balikkan stout dan buka sekering batu. Atau off kan jika pakai sekering jepret.
3.Cabut cok (stop kontak) atau matikan saklar ohm sebelum menyentuh jaringan listrik pada alat elektronik yang mau diperbaiki.
4.Jangan menukangi alat listrik jika bukan ahlinya. Ahlinya saja pun masih bisa kesetrum, apalagi yang bukan. Lagi pula, beberapa alat listrik masih menyimpan arus meski hubungannya dengan jala-jala listrik sudah dilepas. Komponen yang masih menyimpan arus itu adalah tabung tv, tabung anoda-katoda dan elco. Elco tegangan tinggi sebesar jari jempol bisa menyimpan arus yang cukup untuk memecahkan telapak tangan. Hii, seyeem….
5.Jangan ada komponen listrik yang harus disentuh di kamar mandi. Semua saklar, stop kontak, mesin cuci dll, sebaiknya diletakkan di luar kamar mandi. Jika mesin cuci Anda terasa mulai nyetrum kecil saat Anda mengeluarkan cucian dari tabung, segera hubungi tekhnisi yang mumpuni. Penyebabnya adalah perkabelan di dalam mesin yang sudah kuyup kebasahan.
6.Jika menolong orang kesetrum, pakailah tongkat kayu kering atau plastik. Pukul kabelnya, jangan tangan orangnya. Jika ia kesetrum pada tiang yang kuat, misalnya, maka tolakkan saja bagian tubuh yang tersentuh itu dengan cepat.Jangan menyentuh langsung orang yang sedang kesetrum, karena bisa jadi Anda akan ikut rojiun.
7.Jika terpaksa memperbaiki instalasi listrik di ketinggian, pakailah tangga kayu kering atau kursi plastik, jangan pakai tangga logam.
8.Jangan memperbaiki alat/instalasi listrik saat ada hujan petir..
9.Hati-hati saat memperbaiki instalasi listrik di rumah orang. Cek dulu sebelum bekerja. Aku pernah kesetrum, padahal stout dan sekering sudah dinonaktifkan. Rupanya di rumah itu ada arus yang masuk lewat jalur lain.
10.Jangan pakai obeng tespen yang murahan. Bisa nyetrum! Penyebabnya adalah batang arangnya masih terlalu induktor. Biasanya tespen yang begini bentuknya kecil dan harganya di bawah Rp.10.000/unit.
Nah, demikian dulu sharing dari aku, kalau ada yang bisa menambahkan, silahkan.
Ilustrasi : http://instalasilistrik.net/wp-content/uploads/2011/03/instalasi-listrik.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H