Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cara Memakan Singkong Racun

6 Desember 2014   09:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:55 14261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Semua singkong itu pada dasarnya mengandung racun. Jenis racunnya adalah asam sianida alias asam biru alias HCN alias hydrogen cyanide.

Namun, ada jenis singkong yang hanya mengandung sedikit HCN (kurang dari 20 pppm)sehingga sangat aman untuk dimakan. Ada juga yang kadar racunnya sampai 400 ppm, hingga memakan sepotongnya dapat membunuh manusia dewasa dalam waktu 8 jam.

Ambang batas kandungan HCN dalam singkong yang boleh dimakan adalah apabila ia mengandung kurang dari 50 ppm (part per mil/perseribu bagian) asam sianida tadi.

Adapun jenis singkong yang aman dimakan diantaranya adalah singkong gajah, s.pulut, s.kuning. s.tahun, s.ijo, s.roti, s.keling, dan s.malaysia.

Secara indera, singkong yang beracun akan berasa pahit. Sedangkan singkong yang “tidak beracun” akan terasa manis jika dimakan dalam keadaan segar. Beberapa jenis singkong ada yang awalnya terasa enak dan manis, lalu tak berapa lama kemudian lidah akan terasa pahit. Segeralah berhenti memakannya bila hal ini Anda alami.  Tak perlu panik, karena biasanya hal ini tak akan membuat Anda sakit apalagi mati. Minum saja air putih secukupnya.

Ada pun singkong yang apabila dikupas kulitnya lalu dibiarkan 3 jam kemudian mengeluarkan bercak biru, maka singkong ini jelas mengandung HCN dalam kadar tinggi hingga tak layak untuk dikonsumsi secara langsung tanpa pengolahan yang memadai. Singkong jenis ini, babi hutan pun tak berselera untuk memakannya.

Secara umum, kadar HCN dalam singkong dapat dikurangi hingga aman dikonsumsi dengan cara melarutkan HCN ke air. Misalnya dengan cara mengupas singkong, potong-potong tipis lalu rendam dalam air yang mengalir selama minimal 24 jam. Jika air tak mengalir, maka rendam selama 3 hari dengan mengganti air setiap 1 hari. Bisa juga dengan cara membuatnya menjadi gatot/gaplek/tiwul. Singkong segar dikupas, dipotong-potong lalu dihujan panaskan selama 10 hari sampai 2 minggu.

Namun, bagaimana ceritanya jika suatu saat Anda tersesat, kelaparan, batre hp lobet, rumah makan padang gak ada, lalu hanya menemukan singkong beracun ini?

Ambil singkong itu, potong sedikit bagian pangkalnya, lalu panggang/bakarlah dalam posisi berdiri atau pangkalnya di bawah. Makanlah hanya setengah bagian yang atas atau bagian pucuk umbinya saja.

Begitu pun, tetap tidak boleh memakannya banyak-banyak, cukup sekedar untuk menguatkan tulang agar bisa berjalan lagi guna mencari pertolongan.

Namun, jika panggang ubi tadi rasanya terlalu pahit, maka sebaiknya batalkan niat untuk memakannya, karena itu adalah sinyal bahwa kadar HCN masih terlalu tinggi.

Akan tetapi, jika ada air, maka singkong panggang nan pahit tadi bisa dicuci lalu dimakan sekedar sepotong kecil saja. Just for survival.

***

Rujukan : pengalaman pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun