Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Soal Bid'ah lagi Nich....

10 April 2010   06:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

 

Tulisan tentang bid'ah yang saya tulis 3 kali berturut-turut, sekaligus sikap kita seharusnya dalam 'pembacaan'nya berdasarkan contoh para ulama mujtahidin jaman dulu yang telah sukses menyelesaikan persoalan tersebut, dan itu sebenarnya memang sudah selesai dan final persoalannya sejak jaman mereka, cuma karena dihembuskan lagi sekarang, terutama oleh ulama Wahabi (Arab Saudi) yang membaca persoalan agama hanya 'hitam-putih' (bid'ah dioppositkan dengan sunnah) atau bid'ah-sunnah. Manjangin jenggot = sunnah; gak manjangin  jenggot= bida'ah; pake pakaian/celana cingkrang = sunnah; pake celana melewati mata kaki = bid'ah; dan orang yang bid'ah sesat, dan orang sesat masuk neraka, dst. (Cuma punya satu hadist yaitu hadits bid'ah). Karena saya sudah bilang tidak mau nulis dan polemik soal bid'ah seperti itu, tapi yang saya tulis dibawah ini bukan soal bid'ah yang menjadi konflik itu. Tapi bid'ah lain.

Saya mendapat informasi dari seorang bisnisman bahwa dalam dunia bisnis juga ada yang namanya 'bisnis atau economic inteligence'. Tujuannya adalah untuk mengetahui pesaing, mengalahkan pesaing, bahkan menjatuhkan pesaing, dsb. Karena dalam Islam juga adanya persoalan 'inteligence' yang dilakukan Nabi dalam menghadapi musuh-musuhnya, sebagaimana ditulis oleh penulis Rahnip, MBA yang sangat bagus, dengan judul 'Intelijen dalam Islam dan Dakwah Rasulullah'. Tapi yang saya ketengahkan adalah intelijen bisnis atau ekonomi tersebut. Sebagaimana sering saya katakan bahwa fikih yang dibaca oleh umat Islam Indonesia merupakan fikih produk abad pertengahan sehingga tema-tema atau topik modern tidak ada bahasannya di kitab tersebut. Contohnya banyak sekali seperti saya sebutkan, dan diantaranya adalah soal intelijen bisnis atau ekonomi tersebut.

Nah, perusahaan milik orang Islam bagaimana menghadapi perusahaan asing (non-Muslim, misalnya), bagaimana hukum fikihnya mengadapi itu semua. Apakah bisa juga diterapkan 'pola intelijen' sebagaimana diterapkan Nabi??? Saya bukan ahli fikih, silahkan Kompasianer membantu mencarikan solusi agama, bagaimana hukumnya.??? Ini lebih enak ngomongnya, dari pada bid'ah jenggot dll yang gak ada gunanya. Ayo..tukang koment soal bid'ah turun gunung.....

Ditunggu.....!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun