Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Soal Bid'ah: Belajarlah Pada Al-Harits Al-Muhasibi...!!!

9 April 2010   10:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menyambungkan tulisan sebelumnya mengenai soal bid'ah, yang sebenarnya saya segen untuk menulis soal gituan, karena tidak banyak gunanya, tapi saya mencoba untuk sedikit mendewakan kepada Kompasianer, dan saya juga, untuk belaajr dari pengalaman para ulama dan tokoh jaman dulu. 

Al-Muhasibi, adalah seorang tokoh Sufi yang hidup sejaman dengan Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali, tokoh Imam Mazhab Fikih Hambali yang dianut oleh Saudi Arabia yang menjadi induk Wahabi). Imam Akbar Grand Sheikh Al-Azhar, Prof. Dr. Abdul Halim Mahmoud (Allah Yarham) menulis disertasi PhD-nya di Universitas Sorbonne, Paris tahun 1946 dibawah bimbingan Orientalis Pakar Tasawuf Al-Hallaj, Louis Massignon tentang tokoh Sufi tersebut yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul 'Al-Harits Al-Muhasibi'. Kemudian tokoh Sufi tersebut juga dikaji dalam disertasi PhD Van Ess, Orientalis Takhassus Kajian Mu'tazilah pada tahun 1961. Kedua disertasi tersebut memfokuskan pada bahasan karya Imam Al-Muhasibi 'Al-Ria'yah li Huquq Allah'. 

Sangat menarik sebenarnya time masa kehidupan Al-Muhasibi (Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi, w. 243 H/857 M), karena pada masa beliau hidup ada empat buah aliran besar (sebenarnya setiap zaman juga seperti itu, walau tidak persis-persis amat), yaitu banyaknya para Sufi dan ahli tasawuf, kedua, banyaknya juga kalangan Al-Muhadditsin (yang dimasud adalah para Fuqaha atau ahli Fiqih), juga perbedaan pendapat beliau dengan para Muhadditsin tersebut, ketiga, Maraknya Mazhab rasionalis Mu'tazilah pada sat itu, bahkan menjadi Mazhab resmi negara; menjadi ketokohan beliau berdialog dan diskusi dengan Kaum Mu'tazilah, dan keempat, maraknya atau munculnya kamu filosof di dunia Islam saat itu, akibat penerjemahan karya-karya filsafat Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, sehigga menyebabkan diskusim bahkan perseteruan Al-Muahasibi dengan kaum filosof, diantaranya dengan Al-Kindi (Abu Yusuf Yakub A-Kindi, w. 252 H.866 M), tokoh filosof pertama di dunia Islam.

Al-Harits Al-Muhasibi menjadi poros tengah dalam menghadapi berbagai faham yang berkecamuk sola pemikiran pada masa itu, dimana Khalifah Al-Ma'mun memberlakukan Mazhab Kalam Mu'tazilah sebagai mazhab resmi negara sehingga Imam Ahmad bin Hanbal memilih penjara ketimbang mengakui bahwa Al-Qur'an 'hadist'. (Tengok soal mihnah Imam Hambli), walaupun Al-Muhasibi juga berseberangan faham dengan Imam Ahmad bin Hanbal; juga dengan semua kelompok pemikiran yang lain yang berkembang di masa tersebut. Namun Al-Muhasibi dengan pendekatan 'al-tawfik' dapat meberikan jalan keluar yang cerdas bagi pemahaman agama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Al-Kindi dilakangan filosof Muslim dan pucaknya pada Ibn Rusyd di Andalusia dengan formula 'al-tawfik' yang dirintis oleh Al-Muhasibi dan Al-Kindi tadi , lewat karyanya yang terkanal yaitu 'Fashl al-Maqal fima bayn al-Hikmah wa al-Syariah minal-Ittishal'.

Apa yang telah dirintis oleh Al-Muhasibi, Al-Kindi dan puncaknya oleh Ibn Rusyd dengan metode 'al-tawfik' tadi bisa menjembatani umat Islam saat ini dalam  berbagai soal perbedaan pendapat 'khifiyah furu'iyah' seperti soal bid'ah itu, dsb. Untuk itu diperlukan, kemampuan mengkaji berbagai pendekatan disiplin keilmuwan Islam, bukan hanya dari sudut fikih tok...tapi juga tasawuf, irfani, filsafat, hadits, tafsir, dan keilmuwan Islamic Studies lainnya. Tapi berapakah yang bisa melakukan semua itu???? Pastes aja kalangan 'neo-wahabi' seperti itu di Indonesai, karena baru nyampe pada tahap 'semangat' doang.... Soal ilmu, masih kosong......

Semoga kita semuanya belajar sebagaimana dicontohkan oleh Al-Harits Al-Muhasibi, Al-Kindi dan Ibn Rusyd... Amin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun