Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekulerisasi Sebagai Solusi...!!!

27 April 2010   18:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:33 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_128233" align="aligncenter" width="300" caption="Nadine Nejeim, Mahasiwi dan Miss Lebanon (http://yalibnan.com/nadine_njeim_miss_lebanon_0.jpg)"][/caption] Judul diatas di Indonesia pasti banyak ditentang, bahkan orang yang mengatakannya juga bisa dicap sebagai murtad, keluar dari agama Islam. Gimana ceritanya sekulerisasi atau sekulerisme bisa menjadi solusi. Gimana jalannya??? Tapi memang beda di Indonesia, beda lagi di Lebanon. Di negeri yang konstitusinya berdasarkan 'sektarian' tersebut pernah tercabik-cabik dengan perang antar sekte (saudara). Sudah capek rakyat Lebanon, terutama kaum mudanya dengan fenomena berperang antara komunitas dalam satu negara. Memang kurang lebih ada 18 sekte, baik kristen maupun Islam, dll, menempati ruang publik negeri cantik tersebut. Dua hari yang lalu para pemuda dan mahasiswa melakukan demontrasi yang isinya menuntut negara memberlakukan sistem sekuler. Membawa spanduk yang berisi antara lain 'Sekulerisasi sebagai solusi' ribuan pemuda dan mahasiswa, mayoritas dari Universitas Amerika, Beirut turun ke jalan menuntut pemerintah membuang sistem 'sektarianme' dalam berpolitik sebagai pengantar penghapusan sistem sektarianisme secara total. Dengan adanya 18 sekte agama di lebanon seperti Kristen Maronites, Katolik, Ortodoks, Armenia, Islam Sunni, Syiah dengan sekte-sektenya, Imamiyah, Druze, Nasiriyah, Bahaiyah, dll sehingga undang-undang 'ahwal shakhshiyah' (perdata) dibawah undang-undang masing-masing sekte yang membuat njelimet. Misalnya, soal perkawinan dan warisan sesuai dengan undang-undang masing-masing sekte. Berdasarkan itu semua menjadi persoalan bagi yang akan melakukan perkawinan beda sekte maupun beda agama, sehingga mereka harus terbang dulu ke Cyprus dengan pesawat kira-kira 30 menit perjalanan untuk melaksanakan perkawinan sipil kemudian kembali lagi ke Lebanon untuk dicatatkan di tempat tinggalnya. Fenomena tersebut oleh kalangan travel wisata dikenal sebagai 'kawin wisata' di musim libur di Cyprus. Para demonstran melakukan mogok makan di depan Parlemen Lebanon yang menuntut bahwa mereka menginginkan menikah di Lebanon, bukan di Cyprus, dll. Para mahasiswa tersebut menuntut hak mereka dan menjadikan Lebanon negara sekuler. Misalnya mahasiswi Nisren Syair yang mengatakan bahwa keikutsertaan kami dalam demontrasi adalah sebagai pengungkapan pandangan dan visi kami. Kami menuntut Lebanon menjadi negara sekuler dan kami menuntut untuk menghapus sistem sektarian politik (pemilihan jabatan seperti Presiden, PM, Ketua Parlemen, Menteri, dsb, selama ini berdasarkan jatah yang dulunya berdasarkan demografi dan jumlah penduduk). Ketua parlemen Lebanon, Nabih Berry, dari Syiah Imamiyah mengatakan bahwa pihaknya tahun lalu meminta untuk menghapus sistem sektarianise dalam politik dan penghapusan sektarianisme tersebut merupakan bagian dari tujuan dan tuntutan nasional yang diatur oleh undang-undang, begitu juga salah satu pasal kesepakatan sekte-sekte yang menghentikan perang saudara (antar sekte). Para pengamat mengatakan bahwa penghapusan sektarianisme politik harus dimulai dengan penghapusan sektarianisme sosial terlebih dahulu dengan mempertahankan hak-hak sekte, akan tetapi Berry tidak sependapat dengan hal tersebut. selain itu juga ditentang oleh kalangan Kristen yang mendapat jatah Presiden. Karena berdasarkan undang-undang Kristen (sebagai mayoritas saat merdeka) mendapatkan separuh kepegawaian negara. Apabila sistem sektarianisme dihapus pasti mereka tidak mendapatkan hak seperti diatur oleh undang-undang peninggalan penjajah perancis ketika meninggalkan negeri tersebut, dimana Kristen saat ini tidak menjadi mayoritas lagi. Hal ini salah satu yang menyulut perang sekte (saudara), dimana pihak Kristen menolak perubahan tersebut. Barangkali tuntutan mahasiswa tersebut sebagai ungkapan kegetiran mereka terhdap perang saudara (sekte) dan mereka menuntut sistem sekuler sebagai 'solusi' bagi negeri tersebut. Nampaknya Lebanon harus belajar pada Indonesia yang juga mempunyai masyarakat multikultural dan membingkai diri dalam satu filosofi 'Beraneka tapi tetap satu' (Bhinneka Tunggal Ika). Ayo...para mahasisw/i Lebanon, belajar hidup berdampingan pada Indonesia....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun