Senegal, negara Barat Afrika Hitam di pantai Laut Atlantik. Sebuah negara terkenal yang telah menelorkan beberapa pemain sepakbola dunia yang merumput di klub-klub Eropa, bahkan banyak diantara mereka yang menjadi warga negara mantan jajahannya Perancis. Saat ini Senegal menjadi tuan rumah peringatan dan Konferensi Seni Afrika ke-3 yang dilaksanakan di ibu kota Dakar. Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Senegal mengajak para insan media mengunjungi objek wisata dan monumen sejarah asal muasal perjual-belian budak-budak Afrika Hitam. Pulau tersebut menjadi milik Senegal namun letaknya berada di kawasan Lautan Atlantik yang lebih dekat ke garis pantai Amerika. Pulau tersebut adalah Pulau Goree, atau Gauri atau Gouri. Pulau yang luasnya hanya 6 ha dan berpenduduk cuma 1200 jiwa, 800 diantaranya kaum Muslim dan sisanya umat Kristen Katolik. Pulau Goree merupakan pulau transit penjualan budak-budak Afrika yang diperdagangkan oleh para 'cowboy' AS yang dibeli oleh para calo di Afrika diantara kabilah dan suku-suku yang konflik. Pulau tersebut pertama kali dimasuki Portugal, negara pertama yang paling dulu mengenal kapal laut akibat diajarin oleh para insinyur Muslim di Andalusia (Spanyol) yang kemudian menelorkan pelaut seperti Vasco da Gama , pada tahun 1440. Kemudian disusul oleh Belanda tahun 1660 dan akhirnya Perancis tahun 1670. Orang-orang Eropa membeli budak yang ditukar dengan dengan senjata (barter), karena senjata tersebut dapat dijadikan mencari mangsa budak-budak lainnya. Kemudian budak-budak tersebut mereka ekspor ke Luisiana, AS; sedangkan budak perempuan dibeli (barter) dengan gentong anggur dan diekspor ke Cuba, sedangkan anak-anak diekspor ke Haiti. Perjul-belian budak menghancurkan pulau tersebut pada tahun 1848 setelah terjadi kerusuhan 20 juta budak, 6 juta diantaranya tewas dalam peristiwa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H