Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Opennes Arab Saudi...!!!

23 Maret 2010   09:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_100581" align="aligncenter" width="84" caption="Wanita Arab (Google)"][/caption] Saudi melakukan politik keterbukaan...!!! Perkembangan politik yang menggembirakan di Arab Saudi sejak tampuk pimpinan negara kaya minyak tersebut dipegang oleh Raja Abdullah bin Abdul Aziz, yang di Arab Saudi dengan gelar 'Khadimul Haramain al-Syarifayn' (The Custodian of Two Holy Mosques). Gelar tersebut disematkan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz (alm) sebagai respon yang sangat cantik dan cerdas dalam menyikapi tuntutan 'internasionalisasi' (tadwil) wilayah Makkah dan Madinah yang pada saat tahun 70-80an cukup kuat akibat dari terjadinya revolusi Islam di Iran. Pemerintahan Arab Saudi di bawah Raja Abdullah, yang sebelumnya dikhawatirkan karena pendidikan beliau yang tidak tinggi bila dibandingkan dengan Raja Fahd, tapi semua keraguan itu ditepis dengan gerakan kultural yang dilakukannya. Raja Abdullah mensponsori dialog antar agama di Madrid, Spanyol dan juga di Gedung PBB; selain itu juga mengangkat seorang wanita sebagai Wakil Menteri Pendidikan Urusan Wanita. Perlu dicatat bahwa sistem pendidikan di Arab Saudi dipisah, tidak dicampur (ikhtilath) sebagaiman di belahan dunia lain. Tapi dengan diangkatnya Wakil Menteri seorang wanita yang mengurusi wanita adalah merupaka sebuah terobosan berani di tengah negara yang kaum agamawan fundamentalisnya sanga kuat. Berita bagus mengenai keterbukaan Arab Saudi mengenai perempuan adalah sistem baru Dewan Kota yang akan diluncurkan beberapa minggu anti yang memberikan kesempatan kepada perempuan Arab Saudi untuk mencalonkan menjadi anggota Dewan Kota. Aturan baru tersebut mengikuti jejak yang sudah dilakukan oleh Kadin Arab Saudi yang membolehkan anggotanya terdiri dari para pengusaha wanita Saudi. Arab Saudi sudah pernah melakukan pemilihan Dewan Kota pada tahun 2005 yang merupakan pertama kali sejak negara tersebut berdiri pada tahun 1932 untuk memilih separuh dari anggota Dewan Kota, sedangkan separuhnya lagi masih diangkat pihak Kerajaan. Pemilihan Dewan Kota tersebut rencananya akan diadakan pada tahun 2011. Karuan saja isu tersebut mendapat reaksi dan tanggapan bermacam-macam dari para penduduk, terutama agamawan 'Salafi/Wahabi'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun