Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyusul Tunisia dan Mesir: Sudan Juga Bergejolak

31 Januari 2011   17:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:01 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12964933401531606924

Setelah Tunisia yang berhasil menggulingkan Presiden Ben Ali pada awal Januari 2011 sebagai hasil dari revolusi rakyat yang dimulai pada tgl. 17 Desember 2010 akibat protes Mohamed Bouazizi yang membakar diri di depan Pemda kota Sidi Bousaid karena dagangannya dirampas dan diporak-porandakan oleh Satpol PP. Peristiwa tersebut mengilhami beberapa negara tetangga Tunisia seperti Aljazair, Mauritania dan Mesir. Ada beberapa protester yang mebakar diri di negara tersebut, termasuk oleh beberapa orang di Mesir, khususnya di depan Gedung Parlemen Mesir. Buah dari peristiwa tersebut menggelinding bagaikan bola salju dengan muculnya demo besar-besaran di Kairo, khususnya 'Alun-Alun Tahrir' (Lapangan Bantengnya Kairo) sejak tgl. 25 Januari lalu. Sudah seminggu aksi tersebut merebak di berbagai kota besar di Mesir dan meninggalkan jejak korban lebih dari seratus orang. Dari persoalan ketimpangan sosial hingga tuntutan mundur Presiden Mubarak. Mesir sebaga i'kaki tangan' setia AS dan Israel membuat resah kedua negara tersebut. Pernyataan Presiden Obama yang mengadakan sidang dengan Tim Penasehat Security Council negara tersebut dan juga penyataan PM Israel hari ini (31/1) yang menyatakan kekhawatirannya bila Mubarak lengser akan muncul model penggantinya gaya revolusi Iran. Terlepas dari itu semua, hari ini (31/1) Sudan juga sudah mulai bergejolak. Setelah Sudan kehilangan wilayah Sudan Selatan pasca referendum karena hasilnya 99 % menginginkan pisah berdasarkan laporan Tim Referendum kemarin (30/1), Sudan juga dilanda kerusuhan yang juga bisa saja semakin membesar yang menuntut perubahan di negara tersebut. Berbeda dengan Mubarak yang mendapat dukungan kuat AS dan Israel, Presiden Bashir justru menuai kritik dari para pemimpin Barat tersebut selama ini bahkan dituntu sebagai penjahat perang. Demonstrasi yang merebak di Khartoum dan Oum Durman, dua kota utama hari ini (31/1) di Sudan dilerai oleh polisi anti huru hara Sudan dengan menggunakan gas air mata dan pentungan. Polisi juga menggunakan tongkat untuk membubarkan mereka dan menangkap para demostras tersebut. Sambil mendengungkan yel-yel anti-pemerintah seperti "Kami Rela Mati... Kami Rela Mati, Hidup Sudan", "Revolusi...Revolusi...Hingga Menang", "Kami Ingin Perubahan", dsb. Akankah satu persatu pemimpin di kawasan tersebut akan lengser. Sejarah akan mencatatnya. Tunggu saja perkembangan selanjutnya. salam damai,,,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun