Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiayi Yahudi: Akar Ektremitas dalam Masyarakat Israel

8 Juni 2010   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah satu bulan absen dari Kompasiana, -walaupun saya tulis alasannya di Kompasiana namun dihapus oleh Bang admin - saya mulai lagi dengan tulisan mengenai konflik Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Palestina. Ada sebuah buku menarik yang ditulis oleh Dr. Mansour Abdul Wahab (edisi 2010) berjudul : "Fatawa al-Khakhamat...rukyah Maudhuiyah li Juzur al-Tatharruf fi al-mujtama' al-Israeili (Fatwa Rahib Yahudi: Pandangan Objektif mengenai Akar Ektrimitas dalam Masyarakat Israel"), yang diterbitkan oleh 'Hay'at al-Misriyah al-Amah li al-Kitab, semacam Balai Pustakanya Mesir.

Buku tersebut mengupas mengenai akar ektremitas Yahudi, khususnya melalui fatwa para kiayi Yahudi (Khakham) terhadap bangsa Arab dan umat Islam, dimana fatwa tersebut menempati posisi penting dalam masyarakat Israel, sebagai rujukan agamis dan akidah dalam kehidupan sehari-hari mereka yang tak terpisahkan dalam implemantasinya di masyarakat. Rujukan agamis dan akidah tersebut menyatu dalam kehidupan, baik yang berhubungan dengan syariat agama Yahudi yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari mereka maupun yang berhubungan dengan soal peribadatan. Fatwa-fatwa yang ektremistis tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari unsur-unsur ektremitas bahkan teror dan apartheid negara Yahudi tersebut terhadap bangsa Arab dan umat Islam, bahkan kepada kemanusiaan itu sendiri secara total di luar Yahudi, baik mereka yang beragama kristen maupn di luar Kristen. (Umat kristiani harus menyadari hal tersebut). Buku tersebut merupakan hasil riset selama 5 tahun oleh Bagian terjemah Ibrani di Organisasi Arab Anti Diskriminasi yang dimulai dari tahun 2004 hingga tahun 2009. Dr. Mansour Abdul Wahab sendiri yang mengepalai Bagian Terjemah Ibrani tersebut. Sumber rujukan buku tersebut berdasarkan hasil penelitian sebanyak 5000 buah fatwa yang dikeluarkan oleh kiayi Yahudi (khakham) di surat kabar dan majalah Israel, internet maupun 1000 materi video yang mendukung riset.

Fatwa yang Menghasut

Dr. Abdul wahab mencatat fatwa para khakham Yahudi, khususnya yang berkenaan dengan umat Islam dan bangsa Arab (berdasarkan terjemahan literal dari fatwa tersebut) yang mengatakan bahwa konflik atau perang antara Israel dengan bangsa Arab (Islam) adalah merupakan konflik berbasis agama, bukan politik. Fatwa tersebut mengatakan bahwa tidak ada nilai 'kesucian' pada masjid umat Islam. Oleh karena itu penghancuran masjid-masjid tersebut menjadi sesuatu yang absah dan tidak ada nilai sakralitas sebagaimana layaknya rumah ibadah. (Coba bandingkan dengan fatwa umat Islam yang melarang menghancurkan rumah ibadah pemeluk agama lain. Perusakan rumah ibadah umat lain di Indonesia adalah sebagai penyalahgunaan fatwa yang menyimpang). Bahkan masjid tersebut merupakan tempat yang menyimpang, yang harus dihancurkan keberadaanya, sebagaimana ditegaskan oleh Khakham Moshe ben Maimun bahwa Islam merupakan agama yang diciptakan oleh Muhammad dan penyimpangan dari agama Yahudi (ada juga diantara Kompasianer yang mengatakan sebagai penyimpangan dari Kristen). Kiayi Ben Maimun juga mengatakan bahwa agama kristen merupakan agama paganisme (nah...loe....gimana nich).

Terlalu banyak fatwa yang menghasut dan nyeleneh yang dikeluarkan oleh para elit agamawan Yahudi mengenai manusia di luar Yahudi, apapun agama mereka. Misalnya tidak boleh membantu kelahiran wanita di luar pemeluk Yahudi ; penghancuran rumah ibadah umat Islam dan juga kristen, dsb.

Buku yang patut dibaca dan dbedah oleh kita semua yang perhatian pada soal kemanusiaan sehingga tidak asal ngomong dan bicara soal konflik Israel-palestina yang ujung-ujungnya ngelantur dan subjektif. Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun