Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bias Inferior Complex Jaman Dulu...

6 April 2010   20:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Meneruskan lamunan dan goresan iseng tulisan sebelumnya, saya ingin ambilkan beberapa contoh yang juga mencerminkan suatu sikap inferior complex penganut agama Kristen, dulunya, dan sekarang sudah berubah misinya, barangkali, terhadap Islam. Kalau dibilang Islamophobia, saya tidak tahu, karena istilah tersebut baru muncul di abad modern.

Contoh pertama, nama roti 'croissant'. Siapa sih yang tidak suka roti tersebut. Semuanya pasti suka, bahkan ketagian, bisa-bisa menghabiskan 5 potong croissant. Croissant (bahasa Pernacis), bahasa Inggrisnya adalah 'crescent' = 'bulan sabit', atau 'bulan bintang'. Bulan sabit merupakan lambang dan simbol Dinasti Turki Usmani (Ottoman). Dalam sejarahnya, Ottoman  berhasil mengemban peradaban hingga sampai jantung Eropa, hampir masuk ke Swiss/Austria. Kalau wilayah Balkan dan Eropa Timur sudah lama bercokol. (Ingat pernyataan Radovan Karadzic di Mahkamah Internasioanl, Denhag, Belanda, pada tgl. 1 Maret 2010). Nah....konon, bentuk croissant itu dibuat untuk memakan orang Ottoman (Islam), sebagai kebencian karena telah menaklukkan jantung Eropa. Sebagai simbol perlawanan ke akar-akarnya. Sekarang, croissant juga dijual dan dibuat serta dimakan di dunia Islam dan oleh orang Islam, termasuk saya. Bbagian dari bias sejarah kelam.

Contoh kedua, istilah 'Barbarian', dalam bahasa Inggris yang berarti 'pembunuh kejam, sadis, raja tega, dsb, makna jelek dan negatif'. Ini juga sebagai kebencian kepada Bangsa di Afrika Utara tersebut (Suku Barber di Afrika Utara, juga disebut sebagai suku Amazig) yang menaklukkan Eropa dari arah Selatan. Ingat Panglima Barber, Tarek bin Ziad (yang dieropakan menjadi 'Gibraltar', nama Teluk antara Maroko dan Spanyol) yang berhasil memimpin menaklukan Iberia (Andalusia). Untuk menjejaskan dan memberikan stigma negatif suku tersebut, dimaknai "Barbar' untuk 'makna' negatif dan sadis tersebut. Barbarian luh....busyet...

Contoh ketiga, Istilah Moro. Moro asalnya 'Moor", atau Moorish juga untuk menisbatkan kepada orang Islam berasal Afrika utara, yang ketika kena pemaksaan iman (inquisisi) di Spanyol dulu, dikenal dengan 'Moriscos'. Sehingga tengok saja penduduk Melayu dan Muslim di Filipina Selatan (Mindanau) dikenal dengan 'The Bangsa Moro". Padahal tidak ada akar historis mereka dengan suku dari Afrika Utara tersebut. Tapi karena bagian dari sejarah kelam Katolik spanyol yang melanjutkan aquisisi sehingga Melayu Muslim Mindanau dinamakan dengan Bangsa moro. Juga merupakan bias warisan sejarah kelam Barat (Eropa).

Contoh keempat, 'Assasination', 'pembunuhan'. Juga terambil dari nama kelompok fundamentalisme Syiah Islamiliyah yaitu 'kelompok Hasy-syasyin'. Mungkin, masih ada contoh-contoh yang lain. Namun, cuma itu yang saya tahu.

Sekali lagi, ini sih saya katakan lamunan iseng karena hoby baca sejarah apa aja. Tapi memang dulunya Eropa mengidap penyakit inferior complex sehingga muncul apa yang saya contohkan diatas. Tapi sekarang, sebaliknya, Orang Islam yang mengidap penyakit yang sama terhadap Eropa di abad modern, sehingga dikit-dikit ada penyakit enferior complex terhadap Barat.

Contoh diatas merupakan ekses dari perjalanan panjang hubungan antara Kristen-Islam. Achh..... udah ngantuk...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun