Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berminat Kuliah di Kelas Internasional UIA/IIUM Malaysia?

28 Januari 2014   14:21 Diperbarui: 4 April 2017   16:30 6205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang tua yang saat ini mempunya anak yang sedang belajar di tingkat SMA dan Madrasah Aliyah (MA) tentunya sedang berfikir keras, bercita-cita dan bermimpi mengenai kelanjutan pendidikan anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Pemilihan ini tentu saja tidak mudah. Apalagi saat ini pola penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi cukup ‘ribet’ – menurut saya setelah menghadiri sosialisasi masuk perguruan tinggi oleh SMAN di Jakarta Pusat dimana saat ini anak saya berada di kelas 12.

Tentu saja hal itu berlaku di perguruan tinggi negeri dan favorit. Sedangkan di perguruan tinggi swasta tidak banyak kendala, asalkan dapat membayar sejumlah uang yang cukup mahal. Apakah mahalnya tadi sesuai dengan ‘harapan’ yang diberikan? Pengalaman saya menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi swasta, saya boleh mengatakan lebih banyak tidak sesuai dengan ‘bayaran’ yang dikeluarkan oleh orang tua. Itulah salah satu problema pendidikan di kita dan beban orang tua dalam menghadapi memasuki perguruan tinggi putra putrinya.

Saya ingin share pengalaman dan berbagai informasi sebagai orang tua yang dimana salah satu putranya kuliah di kelas internasional di Universiti Islam Antarbangsa (UIA, yu-ai-e) atau International Islamic University Malaysia (IIUM) yang berlokasi di Gombak. Dulunya di Petaling Jaya Kuala Lumpur.

Alhamdulillah putra sulung saya, biasa dipanggil Zamie Nasr, sudah tiga tahun kuliah di Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Namanya Kulliah of Economic and Management. Semoga satu tahun lagi dia dapat menyelesaikan kuliah tersebut dengan mulus.

Berdasarkan pengalaman yang paling pokok adalah kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik. Minimal mempunyai scor TOEFL 550. Lebih tinggi lebih baik. Atau IELTS. Karena pemegang sertifikat TOEFL juga akan menjalani tes bahasa Inggris di CELPAD (Center of English Language and Pre-University Academic Development). Di CELPAD ini terdiri dari 6 grade. Memang bila belum lulus di CELPAD belum dapat mengambil mata kuliah walau sudah diterima kuliah di IIUM. Oleh karena itu bagi yang berminat harus lulus soal bahasa Inggris ini, karena nanti semua perkuliahan dilakukan dalam bahasa asing tersebut. Namanya juga kelas internasional.

Di Indonesia juga ada kelas internasional, misalnya di UI. Setahu saya UI tahun lalu mematok harga Rp 75 juta rupiah (persemester) untuk Fakultas Kedokteran. Untuk di Fakultas Ekonomi saya kurang tahu, karena setahu saya jumlah tersebut di Fak. Kedokteran karena sahabat anak saya diterima di kelas internasional itu dengan membayar sejumlah uang berjut-jut diatas. Sungguh sangat mahal. Sedangkan di UIA/IIUM persemester rata-rata RM 4.500 (sudah termasuk hostel di dalam IIUM). Saat ini karena nilai rupiah semakin lemah terhadap mata uang asing jumlahnya menjadi cukup mahal.

Kalau saya boleh bandingkan, jumlah tersebut jika dirupiahkan kl Rp 3700x 4500. Jumlahnya Rp 16.650.000. Jumlah ini hampir sama dengan uang kuliah di ITB (anak sedang kuliah disana). Di ITB uang kuliah per-semester Rp. 10 juta dan sewa kos pertahun Rp 10 juta. Kalau ditotal pertahun Rp. 30 juta atau per-semeter Rp. 15 juta. Hanya selisih sedikit, Rp 1.650 ribu saja dengan di UIA/IIUM. Memang semua itu (baik ITB Bandung maupun UIA belum termasuk uang makan bulanan mereka yang tergantung jenis makannya. Rata-rata kedua anak saya perbulan Rp 1 juta saja. Namun, banyak keuntungan yang bisa diperoleh oleh mahasiswa di UIA/IIUM terutama pergaulan internasional dan kunjungan ke negara-negara tetangga saat libur semester karena rata-rata sahabatnya dari luar (asing). Belum lagi keuntungan lainnya.

Tentu saja jika dibandingkan dengan kelas internasional di Jakarta jauh lebih murah. Jadi, bagi orang tua yang sedang menghadapi persoalan mau kemana putra-putrinya melanjutkan ke perguruan tinggi, boleh juga UIA/IIUM menjadi salah satu pilihan.

Salam damai,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun