Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solusi Simplistis Permasalahan di DKI

11 Januari 2014   10:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah setahun lebih Jokowi yang dielu-elukan menjadi Gubernur. Tapi belum nampak hasilnya gebrakan yang dilakukan. Misalnya soal banjir. Hujan sedikit saja mengguyur Jakarta banjir dimana-mana. Belum ada perubahan yang nyata dari programnya. Gebrakan perbaikan waduk seperti Pluit dan Ria Rio tidak banyak artinya dalam mengatasi banjir. Bahkan di waduk Pluit masih mangkrak dan juga waduk ria-rio.

Kemudian masalah macet. Tetap saja tidak ada yang berubah. Dimana-mana macet. Bahkan saya merasakan semakin macet. Perlombaan antara penambahan kendaraan dengan perbaikan jalan dan berbagai ide cuma jadi isapan jempol. Macet tetap saja mendera warga DKI. Bagi yang aktif bekerja di Jakarta pasti merasakan dan tahu bagaimana situasi dan kondisi di jalan raya. Saya yakin jawabannya semakin macet. Tentu saja semakin stress di jalan. Teorinya yang dulu waktu kampanye dengan jargon akan membuat, 'orang yang bergerak, bukan kendaraan' masih jadi omong kosong.

Saya bukannya anti Jokowi. Karena siapapun gubernurnya yang penting bisa membereskan berbagai 'penyakit' menahun Jakarta bisa selesai. Namun, solusi yang dilakukan Gubernur bukannya solusi komprehenship dan revolusioner. Tapi solusi simplistis, bagaikan menyembuhkan penyakit dalam tubuh. Disini sembuh tapi disana muncul penyakit yang lain. Itulah keadaan solusi di Jakarta saat ini.

Jadi, sebagai warga Jakarta sampai kapan harus menunggu. 4 tahun lagi? Apakah hingga akhir masa Gubernur Jokowi akan selesai? Saya gak yakin. Boleh jadi tambah lagi 5 tahun (priode kedua). 10 tahun bisakah selesai? Boleh jadi. Tapi, belum apa-apa Jokowi sudah diributkan untuk jadi Capres. Kalau Jokowi menerima usulan tersebut saya hanya bisa bilang, Pak Gubernur berak belon cebok mengurusi Jakarta. Masih blepetan.

salam damai,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun