Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Gubernur: Siap-siap Kecewa Membeli Barang (Made-in) China

13 Februari 2014   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ungkapan di judul tersebut adalah ungkapan kawan saya ketika saya dan dia berada di pasar Tuen Mun, Shen Zhen, Propinsi Guangdong, China pada saat saya kedua kali mengungjungi kawasan shopping center terbesar di kota yang menjadi twin-city dengan Batam itu. Peristiwanya pada tahun 2005. Cukup lama memang. Di kawasan perbelanjaan yang sangat luas - akhirnya saya rajin ke pasar tersebut setiap mengujungi HK - karena memang tempat shopping yang mengasyikkan.

Pada tahun itu saya lihat semua toko-toko yang memejeng barang-barang garmen menggunakan tiruan merek terkenal dunia. Seperti Valentino diplesetkan menjadi Valetino. Pokoknya mirip-mirip gitu lah. "Kawan saya bilang, siap-siap aja kecewa membeli barang-barang made-in China. Karena tentu saja memang kualitasnya tidak baik. Kalau saat ini pusat perbelanjaan tersebut sudah memakai merek sendiri, tidak lagi meniru merek terkenal.

Memang produksi apa saja di China dilakukan secara besar-besar. Ada produksi rumahan walaupun sifatnya yang berkonotasi teknologi seperti kendaraan bermotor roda dua (motor). Saya masih ingat ketika motor china (mocin) menyerbu Jakarta tapi kemudian tidak laku. Walau akhirnya merekrut mantan Menteri Perindustrian Rini Suwandi menjadi CEO mocin tersebut tapi memang akhirnya mocin itu lenyap ditelan masa tidak bisa bersaing dengan motor berkualitas buatan Jepang. Konon katanya mengapa mocin itu gak laku? Karena di China diproduksi rumahan. Jadi, jaminan purna jual tidak terjamin.

Memang banyak orang Indonesia yang belanja di china - yang saya tahu secara manual buat oleh-oleh - banyak yang kecewa karena hanya bisa bertahan beberapa hari saja kemudian rusak. Memang ada produksi yang bagus yaitu asembled merek-merek dunia terkenal karena harus memenuhi standar kualitas internasional. Barang-barang ini - walaupun buatan China - tetap bagus. Tengoklah produk dan merek dunia seperti Nokia, Nike, Clarks, dsb bahkan mobil merek Eropa tetap bagus dan berkualitas karena produk bersatandar internasional.

Ribut-ribut soal mobil bus Transjakarta yang diborong dari China dan buatannya atau mereknya yang tidak pernah didengar oleh publik, bahkan saya juga tidak pernah lihat di China - saya sudah beberapa kali mengunjungi China, Shen Zhen dan Guang Zhou dalam beberapa tahun terakhir ini - tidak pernah tahu merek itu, tentu saja Pemda DKI siap kecewa. Jadi, Gubernur Jokowi dan Ahok jangan cuci tangan dong, mencak-mencak menyalahkan bawahannya yang katanya ini-itu. Tentu saja kesalahan utama ada pada Gubernur dan Wagub yang semuanya orang sudah tahu bahwa made-in china kualitasnya seperti itu. Pokoknya siap dengan 'kecewa'. Kalau ente berdua sudah siap kecewa kenapa pilih buatan china; dan jangan menyalahkan bawahan. Yang salah adalah ente berdua. Kira-kira begitulah logikanya.

Saya tentu saja tidak tahu persisnya bagaimana yang sebenarnya terjadi. Tapi memang keterangan dari Direktur perusahaan pemenang tender tidak masuk akal banget hanya beberapa minggu mobil berlayar di laut langsung  karat. Aneh bin ajaib bagi orang banyak. Ngibulnya keterlaluan. Kok rakyat yang sudah cerdas dikibulin gede banget boongnya.

Atau jangan-jangan perusahaan bus tranjakarta yang dipesan itu cuma produksi rumahan sebagaimana produksi mocin yang dulu gagal di DKI. Wallahu A'lam. Yang jelas semuanya kecewa bahkan rakyat dan pengguna busways. Bagaimana keselamatan mereka akan terjamin nantinya jika busnya bagaikan 'rongsokan'. Apalagi kelas menengah yang punya mobil disuruh beralih ke moda transportasi umum itu jika tidak 'aman' karena buswaysnya menggunakan bus abal-abal, yakin mereka tidak akan pindah. Pasti tujuan Pemda (Jokowi-Ahok) mengentaskan kemacetan Jakarta gatot alias gagal total.

Kan gue udah bilang, tidak mudah mengurus Jakarta siapapun orangnya, termasuk Jokowi-Ahok. Ternyata, ngurus bus aja gak sukses.

salam damai,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun