Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tunisia Cepat Pulih

16 Maret 2011   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:45 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13002700381938435223

[caption id="attachment_96446" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Tunisia yang pertama kali terkena badai dan topan  perubahan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, hanya kurang lebih  membutuhkan waktu dua minggu dapat melengserkan orang kuat Tunisia, Presiden Ben Ali, dari kekuasaannya selama 23 tahun. Peristiwa yang sama disusul oleh Mesir dan juga berhasil melengserkan Presiden Hosni Mubrak yang sudah menguasai Mesir selama 30 tahun. Dalam waktu tiga minggupun lengser. Di Libya yang menyusul muncul aksi demo menentang pemerintah pada tanggal 17 Februari 2011 di Benghazi dan kota kawasn Timur Libya (kl 1200 km dri Tripoli) dan sudah satu bulan sejak aksi tersebut merebak, Pemimpin Libya masih bertahan, bahkan pasukannya dapat mengembalikan beberapa kota yang sempat diduduki para pendemo seperti Zawiyah (40 km arah Barat Tripoli), Zuwarah (kl 100 km arah Barat Tripoli, perbatasan Tunisia), Ras Lanuf, dan Brega (dua kota penting perminyakan Libya). Saya tidak menulis hal-hal yang menyangkut kerusuhan dan demo tersebut yang terasa kental nuansa aroma 'asing' dibaliknya. Walau banyak yang tidak menyetujui pandangan tersebut, saya hanya ingin mencatat mengenai Tunisia pasca kejatuhan Ben Ali pada tanggal 4 Januari 2011. Hanya dalam hitungan bulan (2 bulan) Tunisia kembali bergeliat, baik politik maupun ekonomi. Secara politik, pemerintahan transisi sudah berjanji akan menggelar pemilu jurdil. Hari ini PM Tunisia melakukan perjalanan ke LN pertama dengan mengunjungi Aljazair, negara tetangga yang juga sempat muncul demo serupa, tetapi bisa bertahan. Selain itu munculnya aspirasi rakyat menyalurkan pilihan mereka. Di pusat kota Tunis (Habib Bourguiba street) yang eksotik dengan kafe-kafe di sepanjang trotoar sambil menikmati kopi dan jus, ditambah dengan pandangan mata gadis-gadis Tunisia yang rata-rata diatas 9.9 cantiknya (hahahaaa, maksudnya hampir lebih banyak yang cantik ketimbang yang gak..) dengan sepatu boot dan celana jeans ketat plus dibalut pakaian yang modis dengan model rambut rupa-rupa menambah betah berlama-lama berada di kawasan tersebut. Di kawasan tersebut masih nampak tank-tank dan polisi yang berjaga-jaga. Para pemuda yang menyuarakan aspirasi merekapun tetap diperbolehkan tanpa diusik. Yang lalu lalangpun tetap dengan 'humum dan fikiran ' mereka. Yang enjoy-pun dengan menikmati kafe bersama pasangan juga tetap menikmai suasana hati mereka. Semuanya sudah normal seperti sedia kala seolah peristiwa dua bulan lalu sudah berlalu dari kamus kehidupan mereka. Secara ekonomi, tidak jauh dari sudut Bourguiba Street, kegiatan pasar tradisional pusat kota dengan berbagai souvenir khas Tunisia juga ramai dikunjungi pengunjung, baik lokal maupun asing. Turis mancanegara juga tetap asyik menikmati alam dan suasana familiar Arabian di kota Sidi Bousaid, sebuah kota tua dengan peninggalan Islamic Heritage khasnya masih dinikmati oleh mereka. Menikmati kopi Arab yang 'madhbuth" (masya Allah) atau teh khas Tunisia dan kawasan Afrika Utara (beda dengan teh kawasan Teluk), sebuah teh khas yang dicampur dengan sejenis kacang plus menghisap sisha bagi yang suka, menambah bergeliatnya perekonomian negara yang memang selama ini turisme menjadi primadona Tunis. Bila Tunis sembuh hanya dalam beberapa bulan, semoga juga negara lainnya seperti Mesir dan juga Libya, dapat selesai persoalan dalam negeri mereka dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama. Semoga. salam damai,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun