Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kesaksian George Zaidan

4 Mei 2010   10:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  George (Gurgi) Zaidan adalah pemikir, penulis dan mediawan keturunan Syria-Lebanon yang hijrah ke Mesir dan mendirikan majalah bulanan 'Al-Hilal' yang hingga sekarang masih terbit. Beliau wafat di Mesir pada  23 Juni 1914. Dalam tulisan ini saya ingin mengetengahkan sedikit kesaksian belaiu mengenai Palestina sebagai hasil investigasi perjalanan di kawasan tersebut yang dilakukan pada tahun 1913-an. Hasil reportase Zeidan tersebut diterbitkan oleh penerbit Dar al-Hilal tahun 2009 dalam bentuk dengan judul 'Al-Shahyuniyah, Tarikhuha wa A'maluha' (Zionisme: Sejarah dan Aktifasnya), yang sebelumnya dimuat secara berseri di Majalah Al-Hilal pada tahun 1913 hingga sebelum wafat. Buku tersebut berkisah kunjungan Zaidan ke beberapa kota di Palestina dengan tujuan untuk melihat dari dekat dan dengan mata kepala sepak terjang dan kegiatan zionisme di wilayah Protektorat (Intidab) Inggris tersebut. Zaidan mencatat bahwa Zionisme Eropa yang mendanai semua kegitana Yahudi mulai dari pembentukan 'kotak-kotak' perkampungan di Palestina dan juga mendukung secara massip baik finasial maupun spirit hingga berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai pihak di Eropa. Dalam investigasi tersebut Zaidan juga mendapati kenyataan bahwa Inggris sebagai penguasa protektorat di Palestina telah melakukan proses Yahudisasi di wilayah tersebut. Misalnya pada tahun 1990 itu di kota Yafa, Palestina, nama  jalan-jalan dan pasar-pasar semuanya sudah menggunakan bahasa Ibrani disamping bahasa Arab. Pada imigran Yahudi sudah membuat kotak komunitas tersendiri. Mendirikan sekolah dan kampung sendiri, transport sendiri, bahasa maupun budaya Yahudi sendiri. Melihat kenyataan tersebut, Zaidan sudah memperingatkan dengan menulis, 'kalau keadaannya seperti ini di Palestina, maka bukan mustahil dalam waktu 10 tahun mendatang, penduduk Arab tidak akan mendapat tempat lagi di daerah sendiri'. Kenyataannya, 45 tahun kemudian, yaitu tepatnya pada tahun 1948 Israel mengumumkan kemerdekaannya tepat pada tanggal wilayah Protektorat Inggris berakhir di Palestina dan negara yang langsung mengakui hanya beberapa menit sejak pengumanan tersebut adalah AS dan Uni Soviet. Zaidan juga mengumpulkan berbagai dokumen mengenai kegiatan dan sepak terjang Zionisme di palestina dan pusat-pusat perkampungan mereka yang terdistribusi di wilayah protektorat Palestina. Konsentrasi kawasan tersebut, baik dengan jalan membeli, merampas dengan kecurangan, pembentukan donem dan perkampungan, sejarah setiap kelompok dan organisasi Zionisme di Palestina dan juga background Eropa yang mendukung dan mendanainya. Jadi, sebenarnya perjuangan bangsa Yahudi dengan target wilayah Palestina dengan mendekati dan mempengaruhi Inggris sebagai pemegang hak Protektorat sudah terencana dengan rapih sejak puluhan tahun, dan mencapai keberhasilan. Saya jadi teringat pesan Imam Ali yang mengatakan bahwa, 'Kebatilan yang terorgasir secara rapih akan dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terganisasi dengan rapih'. Dan terbukti... apakah kita mau terulang lagi??

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun