Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Knud Holmboe: Penjelajah Sand-Sea Great Saharan...!!!

17 Maret 2010   14:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:22 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_96066" align="aligncenter" width="150" caption="Knud Holmboe (Ali Ahmed)"][/caption] Knud Holmboe (1902-1931), adalah seorang petualang dan penjelajah di kawasan Afrika Utara, khususnya lautan pasir (sand-sea) di Gurun Sahara (Great Saharan) yang terkenal perawan dan eksotik. Lahir di Horsens, Denmark pada tgl. 22 April 1902 dari seorang tajir kaya Denmark. Pada masa remajanya tertarik belajar agama dan filsafat, kemudian terjun ke dunia media sebagai wartawan. Pada usia 20 tahun Knud memeluk agama Kristen Katolik dan hidup sebagai paderi di Perancis. Tapi tidak betah. Kemudian jiwa petualangannya memunculkannya keluar Perancis dan memulai dunia yang menantang. Mula-mula, pada tahun 1924 dia mengunjungi Maroko, di Afrika Utara. Di sebuah masjid kecil dia bertemu dengan seorang dervish (Sheikh Tarekat Tasawuf), setahun kemudian, tahun 1925 dia memeluk Islam dan berganti nama menjadi Ali Ahmed. Ketika kembali ke Denmark, dia menulis kontemplasi berupa tema-tema kehidupan, kematian, ideologi, kepercayaan, akidah, gurun pasir, dsb, yang dituangkannya dalam sebuah buku berjudul 'Qasidah'. Setelah itu terbit buku kedunya yang merupakan pengalaman ketika melakukan kujungan ke Maroko dengan judul 'Bayna al-Syaithan wa al-Bahr al-Amieq' ('Antara Setan dan Kedalaman Laut'). Pada tahun 1925, dia mulai lagi dengan  petualangannya ke dunia Arab. Dia berangkat mengunjungi  Syria, Palestina, Jordania, Irak hingga sampai Iran. Pada tahun 1927, Knud melakukan  perjalanan ke kawasan Balkan (yang baru lepas dari Ottoman Empire) ditemani istrinya. Di Albania dia menyaksikan perlakuan buruk terhadap umat Islam yang dilakukan oleh bangsa Italia. Dia mengrim tulisan-tulisan ke koran Denmark mengenai repotase dari Balkan yang menyebabkan kemarahan pemerintah Italia saat itu. Kembali sebentar ke Denmark, tapi panggilan avonturirnya membuat dia berangkat lagi menuju Maroko bersama istrinya, Noura dan putrinya Aisha. Pada tahun 1930, dengan menggunakan Chevrolet model tahun 1929, dia memulai petualangannya dari arah Barat melintansi Gurun Sahara (Great Saharan) sand sea yang eksotik itu, yang rencananya akan menembus hingga Mesir melintasi Al-Jazair, Tunis, dan Libya. Ketika tiba di Libya, dia menyaksikan penjajah Italia saat itu di Libya yang sangat kejam, membunuh, memerangi, menggantung, merusak dan memporak porandakan kekayaan rakyat setempat. Dalam masa penjajahan Italia terhadap Libya, muncul tokoh pejuang Libya yang sangat terkenal, Omar Mukhtar, yang mati di tiang gantungan tentara Musolini, yang difilmkan oleh sutradara Syria, Mustaka Akkad, the Lion Desert,  dibintangi oleh Antony Quinn. (Putra Omar Mukhtar yang difilm tersebut masih kecil, hingga saat ini masih hidup. Namanya Muhammad. Ketika PM Silvio Berlusconi meminta maaf kepada rakyat Libya atas masa penjajahan, PM Berlusconi mencium tangan Muhammad. Dan ketika Pemimpin Libya, kemudian, melakukan kunjungan balasan, mengingutsertakan Muhammad dalam delegasi kunjungan tersebut). Knud merekam,  mempoto dan mencatat semua yang disaksikannya di Libya sehingga dia ditangkap oleh tentara Italia dan disusir dari Libya ke Mesir. Dari Mesir, Knud berhubungan denga tokoh pejuang Omar Mukhtar dan memsupport perlawanan Libya terhadap Italia yang fasis. Dalam sebuah persiapan logistik di kota Kufrah, dekat perbatasan Mesir dan Sudan, Duta Besar Italia untuk Mesir meminta pemerintah Mesir dan Inggris untuk menangkap Knud dan memenjarakannya. Beberapa bulan dia mendekam di penjara kemudian diusir dan dikembalikan ke Denmark. Di negeranya tersebut, dia menerbitkan buku perjalannya yang sangat terkenal, terutama berkisah tentang kekejaman Italia terhadap rakyat Italia dimasa penjajahan tersebut. Buku tersebut berjudul 'Desert Encounter ' yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi 'Muwajahat al-Sahra'. Buku tersebut menjadi best-seller di Denmark, Eropa bahkan Amerika, tapi dilarang masuk ke Italia. Pada tahun 1931, Knud memulai lagi petualangannya untuk melakukan ibadah haji di Makkah. Selama perjalanannya da melakukan kunjungan kepada beberapa organisasi dan tokoh pejuang Libya di Turkia, Jordania dan Syria. Kemudian dia meneruskan perjalanannya ke Jordania melalui  Aqabah dengan menggunakan onta menuju Makkah. Di sebuah kawasan di kota tersebut, satu qabilah yang bekerja untuk kepentingan Italia pada suatu malam mendekati kafilahnya, yang meminta Knud untuk berjalan sendiri. Di tengah jalan dia ditipu dan dibunuh oleh orang bayaran Italia tersebut, tepatnya di kawasan antara 'Al-Haql' dan 'Humeidah', Aqabah, perbatasan Jordania-Saudi Arabia saat ini. Polisi Perbatasan Jordania, Arif Salim dapat menangkap pembunuh Knud, tapi berdasarkan permintaan Panglima Inggris, John Galf agar orang itu dilepaskan. Knud meninggal dalam usia muda, 29 tahun, usia yang masih sangat muda tapi sarat dengan pengalaman petualangan yang berharga. Semoga arwahnya diterima disisi Tuhan. Walau tujuannya menunaikan ibadah haji belum kesampaian akan tetapi insya Allah sudah dicatat disisi-Nya. Rahimallah rahmatan wasi'ah....ya Knud Holmboe eh..ya Ali Ahmed ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun