[caption id="attachment_96977" align="aligncenter" width="300" caption="Sang Maestro Musik, Muhammad Abdul Wahab"][/caption] Penghormatan kepada orang yang berjasa, dalam bidang apapun patut diberikan. Dan pihak yang memberikan penghormatan tersebut juga patut didukung dan diacungi jempol. Diantara negara yang sedikit memberikan penghormatan kepada 'para' pioneernya dalam bidang apapun adalah Mesir. Mesir sebagai negara sejak awal berperadaban (umm al-dunya atau the mother of Civilization) sudah rutin sepanjang tahun memberikan penghargaan kepada para maestro yang mengharumkan nama dan berjasa terhadap negara. Dalam kesempatan ini saya tuliskan mengenai penghargaan negara kepada maestro di bidang musik, yaitu Musiqar (Pemusik) Muhammad Abdul Wahab. (Nama yang sama dengan Pendiri Mazhab Wahabi di Saudi, cuma kebetulan saja). Muhammad Abdul Wahab yang lahir pada 13 Maret 1897 dikenal sebagai 'pemusik antar generasi' (musiqar al-ajyal). Pemerintah Mesir mendirikan museum khusus yang berkenaan dengan tokoh tersebut, sehingga pengunjung dapat mengetahui kehidupan dan hal-hal yang berhubungan dengan sejarah dan kiprah Sang Maestro. Museum tersebut dibagai kepada beberapa bagian ruangan , diantaranya ruang yang diberi nama 'qa'at al-zikrayat' (ruang kenangan) yang terdiri dari dua hall. Pertama menceritakan atau menggambarkan masa kecil sang Maestro dan perkembangan kehidupan remajanya di dunia musik dan cinema serta hubungannya dengan para penulis, cendekiawan, seniman dan penghargaan yang diperolehnya. Kedua, berkenaan dengan barag-barang milik sang Maestro seperti ruang tidurnya, ruang kerjanya, dan benda-benda kesayangannya yang bersifat pribadi dan hal-hal personal lainnya. Sedangkan Ruang Cinema terdapat didalamnya semua film yang dibintanginya, juga di ruang pamer audio-visual dipajang berbagai arsip karya-karya musiknya dan lagu serta film dan album poto dengan para tokoh dan seniman yang sudah dibuatkan dalam bentuk modern. Ruang lain merupakan tempat pamer alat-alat musik yang terdiri dari alat musik kuna yang dianggap barang langka, piano, dan berbagai macam alat musik Timur dan Barat dari berbagai negara dan tradisi, termasuk misalnya sitar dari India yang digunakan sang Maestro dalam menggubah lagu untuk Umm Kulthum yang berjudul 'Asiq al-Ruh' (Kekaguman Jiwa). Muhammad Abdul Wahab juga diantara pemusik dan pengaransemen untuk lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Umm Kulthum, antara lain lagu 'Anta Umry' , Fakkaruni, dsb. Selai juga beliau diberikan kepercayaan untuk membuat intro masuk dalam 'dunia dalam berita' di TV Mesir dan menggubah nasyid nasional Mesir yaitu 'Bilady-Bilady', laki Hubby wa Fuady..... Kapan Indonesia dapat menghargai Sang Maestronya di segala bidang???? Wallhu A'lam....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H