Mohon tunggu...
Bang Nasr
Bang Nasr Mohon Tunggu... Dosen - Nasruddin Latief

Bangnasr. Masih belajar pada kehidupan, dan memungut hikmah yang berserakan. Mantan TKI. Ikut kompasiana ingin 'silaturahim' dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sisi Lain Persoalan TKW...!!! (3)

19 Maret 2010   19:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:19 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_97954" align="aligncenter" width="199" caption="Lesbian (Google)"][/caption] Kalau dalam tulisan pertama saya bercerita mengenai persoalan rumah tangga para TKW/BMI Hong Kong dan Macau, terutama mengenai hubungan dengan suami di tanah air, dan pada tulisan kedua saya juga sudah bercerita mengenai hubungan TKW/BMI dengan Perusahaan Jasa TKI, agent dan majikan, maka ditulisan ketiga ini saya ingin bercerita mengenai persoalan TKW/BMI bagi yang masih lajang atau belum berumah tangga. Apakah merka juga punya persoalan, yah...tentu. Tapi ini yang saya tulis barangkali salah satu persoalan saja, yaitu mengenai percintaan antara sesama jenis (LESBIANISME). Persoalan lesbianisme ini muncul pertama di kalangan mereka, - berdasarkan info dan cerita yang beredar di kalangan mereka,- ketika masih berada di penampungan di PJTKI di tanah air. Karena bergaul cukup lama disitu dan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai sebab sehingga mereka bersimpati antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yanag disebabkan karena disakiti laki-laki atau pacar; ada yang karena disebabkan frustasi, dan alasan-alasan lainnya. Perkembangan ini kemudian menyusul di tempat atau negara tujuan, seperti di Hong kong, yang memang  peraturan di negara tersebut sangat manusiawi, antara lain adanya 1 hari libur dalam seminggu, seperti pada hari minggu atau hari-hari lain tergantung kesepakatan majikan, walau mayoritas liburnya pada hari minggu tersebut. (Di negara Arab setahu saya tidak ada libur bagi TKW. Kerja rodi). Di hari libur tersebut cinta sesama  jenis mereka terus berlanjut dan semakin intensif. Walau frekuensi pertemuannya hanya seminggu sekali tapi hubungan cinta sesama jenis tersebut juga tidak bisa dilepaskan begitu saja. Bahkan konon kecemburuan mereka lebih 'bringas' dan 'galak' ketimbang kecemburuan hubungan cinta dengan lawan jenis. Persoalan lesbianisme di Hong Kong yang seperti saya ceritakan di atas masih mending, bila dibandingkan dengan situasi lesbianisme di Macau. Karaena di Macau sifatnya lebih bebas lagi. Yang saya maksud lebih bebas adalah karena mayoritas para majikan memberikan kelonggaran soal waktu bekerja atau kebebasan, sehingga BMI/TKW tidak tinggal dan tidur di rumah majikan. Dampaknya adalah mereka menyewa flat rame-rame dan hidup secara bebas. Karena bekerja rata-rata di siang hari sehingga pada malem hari bisa 'kumpul kebo' di rumah. Hubungan di rumah tersebut gak beda bagaikan hubungan suami-istri di kalangan para lesbian. Yang menjadi suami berpenampilan bagaikan laki-laki, rambut cepak pendek, macho, dsb, sedangkansi istri tetap berpenampilan seperti perempuan. Sungguh saya tidak mengerti akan fenomena ini, apalagi dari sudut pandangan psikolog, dari sudut pandang agama sayapun awam. Semoga ada kompasianer yang berlatar belakang psikolog bisa berbagi ilmunya mengomentari dan peduli menyelesaikan persoalan tersebut dari sudut ilmu psikologi, begitu juga kompasianer yang ahli agama bisa berbagi ilmu juga menanggapi persoalan lesbianise itu dari sisi agama, baik itu agama Islam, kristen, Hindu, Budha, dsb. Semoga ada yang mau  peduli.....terima kasih, dan sangat ditunggu.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun