[caption id="attachment_95780" align="aligncenter" width="300" caption="Si-Empat (Rabi'ah Al-Adawiyah)"][/caption] Nun, di kota Basrah, Irak pada tahun 105 H. Sheikh Ismail, dari suku Al-Atiq, Clan suku Adawi, sedang menuggu kelahiran istrinya. Beberapa nama indah bagi laki-laki sudah disiapkan. Nama-nama indah dan bagus tentunya, nama para pejuang yang telah mengharumkan sejarah perjuangan umat, nama para Nabi, nama para sahabat dan Tabi'in. Keluarga tersebut sangat menginginkan agar istrinya melahirkan jabang bayi laki-laki, karena di rumahnya sudah ada 3 orang anak perempuan mungil yang lincah dan cantik serta lucu-lucu. Maklum...pada jaman itu belum ada teknologi USG untuk mendeteksi jenis kelamin janin. Tapi apa yang terjadi??? Ternyata istrinya melahirkan jabang bayi perempuan. Bayi yang kelahirannya sangat tidak diharapkan dan bahkan calon namanya juga sama sekali tidak dipersiapkan. Kecewa membelit hati Sheikh Ismail Adawi. Apa mau dikata??? Ketika istrinya menanyakan siapakah nama anak kita', Sheikh Ismail belum dan tidak siap nama. Akhirnya dengan enteng dan ngasal, dia bilang...ya sudah kasih nama saja dia 'SI EMPAT' atau 'KE-EMPAT. Karena sudah ada kakaknya tiga orang anak perempuan. Dalam bahasa Arab 'Ke-empat adalah 'RABI'AH'. Maka karena dari clan Adawiyah, lengkapnya nama tersebut menjadi 'RABIAH AL-ADAWIYAH' atau 'RABIAH ADAWIYAH' saja. Tapi siapa sangka dan duga, anak yang kelahirannya tidak diharapkan tersebut, menjadi bintang di dunia dan akherat, yang menerangi jalan jutaan pencari kebenaran. Lewat pegamalan tasawufnya, Rabiah terkenal ke seluruh seantero dunia Islam, bahkan menjangkau dunia di luar wilayah Islamic Kingdom. Bahkan jutaan manusia, dan umat Islam tentunya yang memberikan nama putrinya dengan nama tersebut, termasuk juga umat Islam Indonesia. Rabiah yang tumbuh dalam dunia eksoteris, pernah ditanya dan diajak untuk melakukan pelanggaran agama walau sangat kecil sekali, yang tidak seberapa. (Bukan korupsi, kejahatan, menilep uang rakyat, dsb yang dosanya sebakul...). Tapi apa yang keluar dari mulut Rabi'ah. "SAYA LEBIH TAHAN MENAHAN LAPAR 10 TAHUN DI DUNIA INI, DARI PADA MENAHAN API NERAKA WALAU SEJENAK DI AKHERA KELAK". Masya Allah, sebuah pesan profetik yang sangat dalam, yang sering dilupakan dan dilanggar oleh banyak umat manusia, termasuk kita barangkali. Rahimallahu Rahmatan Wasi'ah Ya Rabi'ah Al-aDawiyah. Sufiah itu meninggal tahun 185 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H