Dalam dua puluh jam terakhir ini setidaknya ada 4 posting yang masuk list teraktual yang mengkritik penayangan iklan (katanya) rokok. Ada yang ngancam (ngambek) mau berhenti ngeblog di kompasiana karena iklan tersebut. Setelah diperhatikan iklan tersebut adalah:
Coba simak baik-baik iklan tersebut. Tidak ada satupun gambar yang menandakan rokok. Atau orang yang sedang merokok. Juga tidak ada satupun kata atau kalimat yang dapat diartikan menawarkan rokok, ataupun bujukan agar orang membeli atau menikmati rokok. Yang ada justru sebaliknya, peringatan tentang bahaya merokok.
Jadi…. apa yang perlu diprotes. Tulisan “Djarum Super” itu? Bagaimana kalau ada tulisan “Gudang Garam”, “Lucky Strike”, atau “123” apa juga harus diterjemahkan menawarkan rokok?
Rupanya benar kata orang-orang bijak bahwa: banyak orang jadi gila/depresi/senewen bukan karena lingkungan tetapi karena reaksinya (yang kadang berlebihan) terhadap lingkungan.
Biarkan saja Iklan itu Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H