Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebegitunyakah Kita?

8 Juli 2024   22:12 Diperbarui: 8 Juli 2024   22:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bahkan dengan rembulan dan matahari
jiwa dan raganya tiada akan terbeli
bahkan Allah dan malaikat-malaikatNya
bersalawat kepadanya

mengapa tak tumpah air mata kita
saat membaca ia yang menahan lapar
dengan mengikatkan batu di perutnya
saat mendengar ia tak mewariskan harta
untuk satu-satunya puteri tercinta

sebegitu batunyakah kita
oleh dunia yang sekejap mata?

bahkan meski telah dipilih
sebagai yang paling mulia
di sepanjang masa
masih saja ia tegakkan malam
hingga bengkak kakinya
sementara kita terus tergoda
memamerkan secuil sujud di sosial media

sebegitu mabuknyakah kita
oleh tepuk tangan dunia?

bahkan meski telah banyak kehilangan menderanya
ayah, ibu, kakek, paman, istri dan anak-anak
tak sedetik pun ia berburuk sangka kepadaNya
tak sejengkal pun ia surut menyeru kita
sedangkan kita selalu punya alasan
membuat drama atas sengsara yang tak seberapa

sebegitu rapuhnyakah kita
oleh persoalan dunia?

2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun