Didengarnya suara hujan menghantam atap
seperti api yang membakar kertas.
Kertas bertuliskan surat-surat cintanya
kepada sepenggal sejarah yang
memilih pergi bersama angin
dan retaknya perasaan.
"Apakah sejarah itu pernah bernama aku?"
bisik seorang perempuan yang
terbuat dari hari ini.
Ia tak pernah merasa cukup jelita
bagi sebuah percakapan sore
di beranda rumah yang hangat
Sang lelaki masih mendengarkan hujan
sembari dirangkulnya hari ini ia berucap,
"tetaplah bersamaku,"
dan tak bicara apa-apa lagi setelah itu.
Ia tahu hujan akan segera berhenti
tapi api akan terus membakar pikirannya.
baginya tak pernah ada abu pada masa lalu
Setiap orang pernah menjadi budak
bagi ketakberdayaannya
beberapa orang bahkan selamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H