Ada banyak produk pangan yang ditemukan secara tidak sengaja. Di antaranya yang terkenal adalah kismis. Kismis dalam Bahasa Inggris disebut raisin, berasal dari Bahasa Latin racemus yang berarti sekelompok anggur atau beri. Ya, kismis tidak lain adalah anggur kering.
Anggur (Vitis vinifera) telah dibudidayakan sekitar 6000 hingga 8000 tahun yang lalu di kawasan Timur Dekat (Turki, Mesir, dan sekitarnya). Sekitar 4000 tahun lalu seorang petani Mesir kuno secara kebetulan mendapati setangkai anggur yang mengering di pohon, yang ternyata enak rasanya. Inilah awal mula kismis ditemukan.
Produksi kismis diperkirakan dimulai pada sekitar 1490 SM. Hingga saat ini ada lebih dari 8000 jenis anggur di seluruh dunia. Tidak semuanya cocok untuk diolah menjadi kismis. Proses pengeringan yang umum dilakukan adalah dengan panas matahari, sebagian kecil dikeringkan dengan alat pengering yang menghembuskan udara panas.Â
Pengeringan dengan sinar matahari lebih disukai karena jauh lebih murah dan ramah lingkungan. Tantangannya, diperlukan pengendalian proses dan mutu yang ketat untuk menghindari kontaminasi dari lingkungan, gangguan serangga, dan pertumbuhan mikroorganisme. Saat ini Turki merupakan negara produsen dan eksportir kismis terbesar di dunia, diikuti oleh Amerika Serikat.
Secara umum istilah raisin digunakan untuk meyebut anggur kering. Akan tetapi, sesungguhnya ada istilah khusus untuk beberapa jenis anggur kering yang berbeda. Istilah raisin diperuntukkan bagi anggur kering berukuran besar dan berwarna coklat gelap. Sultana adalah anggur kering berwarna kuning kemasan, sedangkan currant adalah anggur kering yang berasal dari varietas Black Corinth yang manis, berukuran kecil dan tak berbiji.
Rasa kismis yang manis disebabkan oleh kadar gulanya yang tinggi, yaitu sekitar 30% fruktosa dan 28% glukosa. Kismis memberikan beberapa manfaat kesehatan bagi kita, di antaranya sebagai sumber serat dan vitamin K.
Kita menyerap kata kismis dari Bahasa Urdu atau Persia, kishmish. Sementara, di dalam Bahasa Turki kismis disebut kuru zm.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H