Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Hujan yang Menjelma Kunang-Kunang

8 September 2020   17:49 Diperbarui: 8 September 2020   18:02 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kuharap masih kau ingat lanskap pagi
di suatu musim yang basah
ketika angin bertiup dari arah
yang tak berhasil kita sepakati

lalu beberapa butir air sisa hujan
tertahan di antara ilalang
berkilau terkena cahaya matahari
mengerjap dan menari gemulai sekali

kita sama terpesona kepada yang fana
tetapi ragu-ragu akan berakhir di mana

tengoklah, butiran sisa hujan itu
mereka menjelma kunang-kunang sekarang
mengerjap dan menari dalam pekat malam
kuharap karenanya kita tak peduli atas pertanyaan:
"sudah jam berapakah sekarang?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun