Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melodrama Kata

3 September 2020   18:09 Diperbarui: 3 September 2020   18:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

penyair itu mengemas buku-bukunya
beberapa antologi puisi dan teori sastra,
tapi tak satupun dibawanya,
"untuk kalian semua," lirihnya

ia lalu bergegas meninggalkan forum pertemuan
"kita belum selesai," seru seseorang
"kau mau ke mana?"

"pulang. aku lupa berterima kasih
kepada kata-kata. ini hari terakhir mereka."

orang-orang saling berpandangan: tak paham
mana mungkin seseorang berpisah dengan kata-kata?
tragedi apa yang telah menimpanya?

penyair itu terlambat tiba
kata-kata telah tiada
hanya tersisa empat menit gerimis
memainkan simfoni masa lalu yang manis

lalu gerimis pun akan pergi
rumah itu kembali sepi
bahkan lebih sepi dari pada masa
sebelum satu demi satu kata
singgah di rumahnya
sebab terkesan dengan sikapnya
yang tak percaya teori sastra

sikap yang kemudian ditentangnya
dan membuat kata-kata kecewa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun