Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Stanza Orkestra

20 Agustus 2020   22:19 Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sebuah orkestra
Pemain biola terbaik tiadalah guna
Pemain bas terhebat tak ada guna
Pemain cello paling ahli pun percuma
Peniup terompet terlihai pun sia-sia
Jikalau mereka memainkan lagu yang berbeda
Atau lagu sama tapi kunci tak sama
Atau lagu dan kunci sama tapi tempo berbeda

Itulah sebab dirigen diperlukan
Hendaknya tegas tangan ia ayunkan
Supaya jelas lagu yang dimainkan
Indah pula di pendengaran
Barangsiapa menyimpang
Hendaklah dikeluarkan dari barisan
Jangan sampai pertunjukan
Dikuasai oleh dirigen siluman

Catatan:
Pada beberapa waktu belakangan ini saya mencoba belajar menulis puisi-puisi lama seperti gurindam, pantun, dan seloka. Kali ini saya tulis sajak dengan 8 seuntai atau disebut pula Stanza atau Oktaf. Sajak ini terdiri dari 8 baris pada setiap bait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun