Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Sepasang Angsa

9 Agustus 2020   13:31 Diperbarui: 9 Agustus 2020   13:19 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sepasang angsa
yang tak berkata-kata
berabad lamanya
terpilih menjadi arca
bagi musium pendidikan anak-anak
di kota kita tercinta

kepak sayap sepasang angsa itu
seperti tak berkisah apa-apa
meski semua tahu
bersejarah-sejarah terendam
perih dalam setiap helainya

"karena diam adalah
pernyataan perih
yang paling mengharubiru"
tutur sebuah hikayat

sepasang kita
yang tak lagi belia
memandang berkaca-kaca
lalu kudengar suaramu luka
"abang, bukankah angsa-angsa itu
adalah kita
bertahun-tahun membatu di beranda
sementara anak-anak tumbuh dewasa
melesat dari pintu pagar yang entah
sejak kapan terbuka
ketika sekali waktu mereka kembali
alangkah terpana kita
mendengar celoteh mereka:
- ayah, ibu
banyak keramaian
di jalan sana...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun