Judulnya jadul kali yah, tapi memang sampai saat ini saya masih bertanya-bertanya mengapa pada tahun 1998 seluruh aktifis di negara kita ini menginginkan yang namanya reformasi, bahkan sampai merenggut nyawa para mahasiswa lewat peristiwa jembatan semanggi. Mohon maaf sebelumnya, namun tulisan ini terinspirasi saat saya mempunyai kenalan di bandara internasional soetta Jakarta saat hendak balik ke medan 7 Januari 2010.
Suatu perkenalan yang tidak saya duga, jumpa dengan abang harahap di ruang tunggu gate B7 bandara soetta, perbincangan diawali dari dunia sepakbola, perseteruan LPI dengan PSSI sampai ujung-ujungnya berbicara tentang menggali potensi daerah.
Satu pertanyaan yang cukup geli juga, sepertinya kami sepikir bahwasanya REFORMASI itu hanya membuat semuanya gantung dalam pekerjaan alias hasilnya hanya setengah-setengah dan tidak pernah berujung. Dan menurut saya lebih tepatnya seharusnya menggunakan kata REVOLUSI. Apakah saya orang awam dan tidak mengerti apa-apa ? Tetapi inilah yang ada dibenak saya.
REFORMASI, jika kita pilah katanya berasal dari RE yang biasanya saya ketahui artinya menata ulang, dan kata FORMASI yang menurut saya merupakan suatu tatanan atau suatu struktur yang mempunyai tujuan yang sama. Sehingga jika saya gabungkan artinya REFORMASI adalah suatu penataan ulang terhadap suatu tatanan atau struktur yang telah ada. Dan menurut hemat saya : REFORMASI ini adalah perubahan orang-orang yang tidak pernah berkuasa untuk menjadi berkuasa. Atau pergantian antara yang ingin berkuasa dengan menjatuhkan yang sedang berkuasa agar dapat mencicipi seperti yang dihasilkan penguasa sebelumnya.
Untuk itu menurut saya hasilnya adalah jalan ditempat, jika hanya merubah orang-orang yang ada dalam suatu tatanan atau struktur yang ada, dan yang kita butuhkan bukan perubahan orang-orangnya tetapi tujuannya. Yang pastinya untuk lebih maju kedepannya.
So, bagi para penguasa akankah kita akan selalu jalan ditempat, dan bagi masyarakat apakah kita ingin selalu jalan ditempat, saya rasa kita semua tidak ingin kecuali mereka-mereka yang senang menggerogoti kantung rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H