Tersebutlah seorang muda yang hobinya mencari kesaktian dan kekayaan, segenap makam Kramat telah didatangi, Goa goa dan bermacam ritual telah dilakukan, baik diatas gunung maupun dipinggir pantai. Harapannya bertambah sakti mandraguna dan kaya raya.
Lalu, saat dia sedang dalam perjalanan melakukan sebuah ritual baru, dia mendengar ada seseorang yang mampu mendatangkan kekayaan tak terhingga, namun letaknya ada ditengah tengah pulau yang sangat sulit terjangkau.
Namun karena niat untuk kaya rayanya lebih besar ketimbang rasa malas dan takutnya, dia tempuh perjalanan yang super sulit demi bertemu dengan Sang bijak yang bisa mendatangkan kekayaan tersebut.
Sesampainya di gubuk Sang Bijak, pemuda itupun langsung mengungkapkan niatannya,
" Pak tua, niatan saya kemari adalah karena ingin merubah nasib saya, saya ingin kaya raya, apapun resikonya, saya harap pak Tua sudi membantu saya", Lalu Sang bijak pun berkata " Kau sudah kemana saja anak muda ?" Sambil membenahi jenggotnya yang sudah memutih, dengan bersemangat si anak muda menceritakan kisah petualangannya dalam mencari kekayaan selama ini, " Hanya itukah kisahmu ?" Tanya pak tua, " Wah pak tua jangan begitu, itu sudah hampir seluruh kramat yang ada ditanah ini saya jelajahi, pak tua saja belum tentu sanggup melakukannya" ujar sang anak muda sombong.
Lalu tiba tiba Sang Bijak itupun tertawa terbahak bahak, anak muda bingung dengan tingkah pak tua yang aneh tersebut " Mengapa kau tertawa pak tua ? " tanya si anak muda dengan sedikit tinggi suaranya, lalu pak tua pun terdiam sesaat, " Hei anak muda .... kamu bodoh dan lebih dari itu ha ha ha ha , aku sedang mentertawakan kebodohanmu.... ha ha ha ha, kamu berkelana sekian tahun, menghabiskan uangmu untuk mendatangi beratus ratus tempat kramat yang kau yakini akan mendatangkan kekayaan, namun Kramat yang paling sakti dan mujarab tidak pernah kau datangi hua ha ha ha ha ha bagaimana mungkin aku tidak mengatakan kau bodoh ? "
" Kramat dekat ? Paling sakti ? Di sekitar rumahku tidak ada kramat pak tua, kau telah gila mungkin, aku baru sadar bahwa kau tak sesakti yang mereka katakan ternyata .... !, percuma aku datang jauh jauh dan susah payah kesini hanya untuk mendengarkan kata katamu yang meleset dan tidak tepat !" Anak muda itu langsung berdiri seraya membalikkan tubuhnya untuk melangkah keluar.
" Hey anak muda, ratusan kramat telah kau datangi, itu semua kramat mati ! Bagaimana mungkin orang mati bisa memberikan kekayaan bagimu, yang ada juga mereka yang butuh bantuanmu untuk mendoakan mereka, kau lebih hebat ketimbang mereka, kau masih bisa berbuat baik dan merubah hidupmu, sedang mereka tidak akan mungkin .... karena mereka sudah mati, carilah kramat hidupmu, dan itu ada dekatmu dan didalam rumahmu sendiri yang suka kau abaikan, yang suka tak kau perdulikan, padahal kata kata mereka adalah titah bagi malaikat rejeki, merekalah Kramat hidup yang tak pernah kau datangi dan mintakan doa, mereka itulah kedua orang tua mu sendiri.... yang sering kau abaikan, hah manusia ..... sungguh celaka, mereka sering menghargai sesuatu saat sudah meninggal namun tidak pernah menghargai sesuatu kala masih hidup dan terlihat.... sudahlah pergilah kau dengan kebodohanmu ...... percuma kau datangi tempat tempat itu sedang singgasana surga ada dibawah tapak kaki ibumu dan ayahmu ..... "
------------------------------------
Yang jauh sering didatangi, yang dekat sering diabaikan, yang mati sering dihargai, yang hidup sering dicampakkan, sungguh manusia sering hidup dalam kelalaian dan kebodohan yang nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H