Saat ini ketika pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, salah satu sektor yang sangat terdampak selain kesehatan dan ekonomi adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata di seluruh negara di dunia tentunya mengalami perubahan yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan salah satu hal yang harus dihindari selama masa pandemi ini adalah berkumpul dalam rangka menekan penyebaran virus. Sedangkan, tempat wisata merupakan tempat banyak orang berkumpul, di mana pengunjung bisa datang dari mana saja. Semakin banyak orang berkumpul dan berasal dari mana saja, artinya kemungkinan virus menyebar akan semakin besar, maka dari itu larangan untuk berkumpul digencarkan oleh pemerintah.
Hal inilah yang semakin mempersulit posisi sektor pariwisata. Di sisi lain mengikuti peraturan dari pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara, namun di sisi lain lagi sektor pariwisata akan berhenti total yang kemudian dapat mengakibatkan penutupan suatu tempat wisata. Tempat wisata tentunya memerlukan biaya operasional untuk perawatan fasilitas dan juga untuk tunjangan karyawan. Sektor pariwisata memang cukup mengalami dampak yang begitu buruk selama pandemi ini.
Hal yang sama dirasakan juga oleh tempat wisata edukatif yang biasa menerima kunjungan field trip sekolah. Seluruh kegiatan sekolah dialihkan menjadi kegiatan yang dilaksankan secara virtual. Mulai dari kegiatan pembelajaran tatap muka dialihkan menjadi kegiatan pembelajaran jarak jauh. Sebagian kegiatan sekolah lainnya bahkan tidak ditunda entah sampai kapan dikarenakan mendahulukan kegiatan pembelajaran akademik. Misalnya kegiatan field trip yang tidak diprioritaskan dikarenakan pihak sekolah harus merencanakan ulang seluruh kegiatan dan kegiatan field trip bukanlah yang utama.
Beberapa tempat wisata edukatif akhirnya membuka solusi baru dalam menghadapi pandemi ini, agar pariwisata masih berjalan namun tetap sesuai dengan protokol COVID-19. Solusi tersebut adalah dengan mengadakan outing virtual. Sama dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh, outing virtual dilakukan secara jarak jauh namun dengan harapan para peserta outing tetap dapat merasakan keseruan dari kegiatan tersebut. Mungkin memang terkesan rumit dan percuma karena akan ada pemikiran bahwa kegiatan field trip tersebut tidaklah seru, dan cenderung akan membosankan.
Salah satu tempat wisata edukatif yang menerapkan outing virtual ini adalah D'kandang Amazing Farm yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Tempat wisata yang memiliki konsep "Farming", yang di dalamnya kemudian dibagi menjadi wahana peternakan, pertanian, serta permainan dan tantangan. D'kandang merupakan tempat wisata edukatif yang selalu menerima kunjungan field trip dari berbagai sekolah. Sebelum pandemi melanda, setiap hari selalu ada kunjungan field trip, dan dalam satu hari bisa mencapai 6 sekolah yang berkunjung tergantung dengan jumlah pesertanya.
Setelah pandemi melanda hal tersebut tidak dapat dilakukan lagi. Tempat wisata ini cenderung sepi pada awal-awal pandemi, dan bahkan juga sempat tutup. Namun, inovasi harus muncul agar tempat wisata tersebut bisa tetap berjalan. Akhirnya D'kandang menerapkan outing virtual, di mana dilakukan dengan menggunakan aplikasi conference seperti zoom. Konsepnya adalah agar peserta field trip tetap bisa merasakan berjalan-jalan mengelilingi lokasi field trip meskipun hanya bisa melihatnya melalui sorotan kamera.
Sebelum pandemi, peserta field trip akan mengikuti kegiatan seperti menanam, memerah susu sapi, menangkap ikan, menghias celengan ataupun boneka. Pada outing virtual ini peserta tetap dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan cara memperhatikan arahan dari tour guide. Peserta juga tetap mendapatkan stater kit dari kegiatan tersebut agar bisa mengikuti arahan yang diberikan. Misalnya, jika kegiatannya adalah menanam, maka beberapa hari sebelum outing peserta sudah mendapatkan stater kit menanam dari D'kandang agar bisa mengikuti arahan dari tour guide. Di mana tujuan dari menanam ini adalah agar peserta mengetahui bagaimana cara menanam dan kemudian merawat tanaman yang ditanam.
Sensasinya memang tidak seseru jika dilakukan secara langsung di lokasi, karena peserta tidak melakukannya bersama dengan peserta yang lainnya. Namun, para tour guide dari D'kandang tentunya paham bagaimana membangun suasana yang menarik agar mampu membuat para peserta tetap merasakan semangat yang sama seperti jika melakukan kegiatan tersebut secara langsung. Biaya yang dikeluarkan juga bisa lebih murah karena tidak memerlukan konsumsi seperti jika dilakukan secara langsung.
Peserta juga tetap mendapatkan kesempatan untuk melihat-lihat koleksi hewan ternak di D'kandang seperti kambing, sapi, kelinci, ayam, dan juga domba. Begitu pula dengan koleksi pertaniannya yakni kangkung, bayam, cabai, tomat, dan juga terong. Dengan begitu peserta tetap bisa mendapatkan materi mengenai hewan dan tanaman dengan mendengarkan penjelasan dari tour guide yang bertugas. Dengan begitu diharapkan peserta bisa tetap semangat dalam menjalankan kegiatan field trip meskipun tidak dilakukan secara langsung. Peserta juga tetap mendapatkan pengetahuan baru. Roda sektor pariwisata pun bisa tetap berputar.
Saat ini ketika pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, salah satu sektor yang sangat terdampak selain kesehatan dan ekonomi adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata di seluruh negara di dunia tentunya mengalami perubahan yang sangat signifikan, hal ini dikarenakan salah satu hal yang harus dihindari selama masa pandemi ini adalah berkumpul dalam rangka menekan penyebaran virus. Sedangkan, tempat wisata merupakan tempat banyak orang berkumpul, di mana pengunjung bisa datang dari mana saja. Semakin banyak orang berkumpul dan berasal dari mana saja, artinya kemungkinan virus menyebar akan semakin besar, maka dari itu larangan untuk berkumpul digencarkan oleh pemerintah.
Hal inilah yang semakin mempersulit posisi sektor pariwisata. Di sisi lain mengikuti peraturan dari pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara, namun di sisi lain lagi sektor pariwisata akan berhenti total yang kemudian dapat mengakibatkan penutupan suatu tempat wisata. Tempat wisata tentunya memerlukan biaya operasional untuk perawatan fasilitas dan juga untuk tunjangan karyawan. Sektor pariwisata memang cukup mengalami dampak yang begitu buruk selama pandemi ini.