Mohon tunggu...
Bang Kemal
Bang Kemal Mohon Tunggu... -

Acuan kerangka awal, pelajaran SD/SMP, berpancasila. Hehe...seorang awam yang mau belajar. Terima kasih Kompasiana, Terima kasih Netter se-Indonesia. Mari berbagi........... dalam rumah yang sehat dan SOLID.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Sejati Sang Penakluk Samudera

15 Januari 2012   13:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:51 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah sekian lama mendedikasikan diri sebagai pelaut pelayaran nasional maupun internasional, dari sebuah agency worldwide for oil tankers, kapal oil supppy milik Jepang tempat kerjanya sekarang, Donie akhirnya menerima penunjukan menjadi salah satu nahkoda. Satu dari ribuan kapal berkelas dunia, the international oil transportation yang membawa minyak bervolume tinggi dari Timur Tengah, agar mencapai titik limit biaya pengangkutan terrendah per-barel. Tugas ini mungkin hanya sementara waktu karena terjadi kekosongan satu perwira yang telah memasuki usia pensiun. Pengalamannya, kemampuan beberapa bahasa asing, prestasi dalam pendidikan serta berbagai short course, program yang diakui internasional yang diikuti, mumpuni.

Pilihan menjadi pelaut, memberikan ketenangan tersendiri bagi kedalaman batinnya. Laksana panggilan hidup yang ia kaulkan bersama cintanya yang begitu teguh kepada seorang gadis, ketenangan batin itu tersublimasi menjadi keberanian menghadapi resiko apapun. Termasuk integritas yang tinggi tanpa pamrih dengan konspirasi internal maupun eksternal. Keselamatan kapal teruji ketika pengalamannya merangkap tugas ekstra sebagai markonis. Saat itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap perwira untuk memiliki double licence. Sedangkan integritasnya adalah prinsip yang memfusi diri menjadi bawaan wataknya. Watak yang mutlak harus dimiliki seorang nahkoda, karena ia akan sering berurusan dengan berbagai berita acara.

Sekalipun disapa master, panggilan kehormatan mendampingi perwira jaga lainnya, kerendahan hati berdiri kokoh di atas formalitas jabatan. Jelaslah, ia satu-satunya warga negara Indonesia yang bekerja di ruang anjungan itu. Bukti pengabdian dari satu plot alur kisah penyangkalan diri, untuk tidak akan terlibat dalam pranata perkawinan, demi janjinya dulu kepada seorang gadis dan komitmen memberikan arti hidupnya kepada siapapun. Terbentuklah, sifat yang mendasari tanpa disadari, bahwa setiap insan semestinya menjadi pemimpin di atas dirinya sendiri. Sekalipun separuh jiwanya hilang dan terasa hampa karena perpisahan. Pembalikan menjadi stimulan diri memaknai tiap jengkal waktu yang diberikan Pemilik  Maha Kehendak.

Ia tidak menjatuhkan pilihan pendamping bahtera kehidupan kepada seorang sahabatnya, kepada teman dekat Vien, kepada pilihan dari kedua orang tua. Ia tidak yakin sepenuhnya kabar yang membenarkan Vien telah sengaja menghindari diri karena ragu, dan menikah dengan seorang dosen program pendidikan professional ethics di Abu Dhabi. Beberapa petunjuk alamat ditemukan, tetapi lagi-lagi sebuah alamat kosong. Ia kehilangan jejak, dan tidak berkehendak menyadari akan satu titik rahasia fakta, bahwa pintu kemenangan adalah keterbukaan hati setiap insan yang tidak mau dipahami. Tidak terhitung tahun dengan jari sudah berlalu, tiadalah lelah ia bergelut dengan kebimbangan di antara persimpangan penantian kebahagiaan dunia, dan kekuatan cinta yang tidak pernah surut karena batasan alam dan waktu. "Sampai satu nafas akhir mengambil jiwaku dari raga kembali kepada Sang Pencipta, i don't care. Tidak ada waktu lagi untuk menadah tangan bila dunia tidak memihak, hidup harus terus berjalan", keteduhan batin Donie menaklukkan hari-harinya.

-----------
Catatan : Sepenggal kisah lanjutan yang bermula dari puisi Vien. Tulisan lama di blog pribadi (sudah ditutup) diangkat kembali. Salam di penghujung pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun