jika anaknya tidak membuta // akibat pecahan bom waktu // mereka tidak memperlakukan dia // seperti anaknya sendiri
tidak terjadi apaapa //kata mereka kekar berkalikali
sementara //kami segaris memori tersusun //subbagian kecil jerat pupa // di kacakaca kedap suara //lama tersapa // daripadadaripadad a r i p a d a //generator idiomkan iklaniklan di ujung trotoar // skala menjengkal fakta jejal menjejal berkoarkoar //menyudahi semudah memperkosa berita //dekade serumpun minimalis di kakikaki meja //mempernyawa pelukan membius lengah //memarak logika kanakanak // meluruh di kala terimun kesangatan rasa //senyaman hangat selimut penjara // malammalam membebal bala //dan leherleher tersketsa //hitam berbintik selaka // diiringi cangkrikcangkrik nyaring menggema //penyangkalan di sanasini menjelma //dengan membasuh wajah
aibmu bukan darah kita
mungkinkah sayatan sumsum memerih //merentakrentak tulang melepas sendi //mungkinkah tanyatanya terdiam nyeri //manusia peti mati petikan kayukayu neraka berpetipeti //mungkinkah menggelar kemenangan berkaki //yang setiakan repihrepih terinjakinjak menyepi //mungkinkah semua tradisi sanksi //terpicing berjualbeli
sementara //kacakaca kita seribu mikrofon bertangkai //modulmodul kebanggaan kita saban hari dikencingi //air liur dari palet rumah kaca hargaharga mimpi //rintihan bait pertama dan akhir paragrafkan saksi
koma identikkan kebekuan //kala titik meniadakan koma //lupa dirahib keharuman //mengampu getageta bernama //memantaskan lininya terdepan //menggiring telingatelinga nanah bernanah //di atas detak nadinadi melarik //titik dan koma kerendahan hati merindukan detik
malam hari kami menarik bulan //saat merasakan panasnya mentari //karna siangmu liurkan mentari // saat tanganmu sedingin malam //di ujung pisau palet ruap meruap lula kami //di atas kanvas jiwa terbelah membiarkan diri //deras membabar surga baru menjerang diam //jawablah jika ingin tidaklah lagi // sandarkan kalam //merahimi
engkau sendiri tak beraksara //kala Hirasmu menyeberang arah //sesungguhnya ingin mendengar mu saat terlihat buta //seperti embunembun berpangku teduh di dedaunan //sebelum fajar sadarkan apa yang telah terjadi //begitulah kicauan burungburung dari mimpimimpi //jiwamu kusumakusuma yang tidak pernah meniadakan //cahayacahaya bersangkar lupa //katakanlah diammu melalui rahasia mereka
jika sedari dulu ada di tangan kiri //bom waktu karna di tangan kanannya //pupapupa dari rumah kaca berkatarak sunyi // dia menjauhkan mata batinnya bermakna //dengan segala alasan dan cara // hingga terbuka misteri waktu dan kebenaran // cara mereka memperlakukan
-----------------------------------------
Latar tulisan (renungan Bara’)
Belum tentu kehamilan di luar nikah hanya disebabkan kesalahan pergaulan remaja. Karena “sebab” tidaklah berdiri sendiri.
Tulisan terkait : Pengantar Puisi Anakku Terbilang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H